Monday, November 09, 2009

CKKAZ II : Bhg 3 - Teori Titik Tuhan ( God Spot) Yang Mengelirukan !



Tajuk : CKKAZ II : Bhg 3 – Teori Titik Tuhan(God Spot) Yang Mengelirukan.

Artikel Oleh : Sangtawal Sakranta.


Ingin saya memetik kembali beberapa perenggan dari artikel saya yang lepas
(CKKAZ II- Bhg 2) seperti berikut :

[Apakah teori-teori yang dikemukakan oleh saintis dan ilmuan barat itu dapat mengukur keupayaan sebenar kekuatan akal manusia anugerahi Ilahi yang sebenar??? Jawapannya sudah pasti : TIDAK ! dalam artikel yang berikut nanti saya akan cuba sedaya upaya saya untuk menolak Teori Titik Tuhan atau God Spot oleh Donah Zahar dan Ramachandran itu dengan hujah saya yang tersendiri.

Bagi saya Teori TITIK TUHAN atau GOD SPOT ini adalah satu perancangan sulit Dajjal dan Freemason untuk memerangkap pemikiran manusia supaya mengakui perasaan beragama itu adalah sama pada setiap manusia atau ia terbentuk secara semulajadi selari dengan perkembangan evolusi manusia dan ini sebenarnya lebih kepada kecenderungan pendapat pemikiran Orientalis dan Liberalisasi agama kearah Agama Dajjal yang satu dalam kerangka mereka menyambut kedatangan Dajjal dan New World Order(NWO).]

*Awas dengan agenda si mata satu ini!

Sebelum kita pergi lebih jauh untuk membicarakan berkaitan Teori God Spot ini, rasanya eloklah kita membaca dulu satu artikel yang berjudul Kecerdasan Masa Depan :

Klik Sini :

[ Kecerdasan masa depan

Oleh SHAHAROM TM SULAIMAN
Shaharomtm@yahoo.com


Kita telah sekian lama dicanangkan dengan konsep kecerdasan IQ sebelum diperkenalkan dengan EQ. Bagaimanapun, konsep terbaru SQ yang menyingkap spiritual individu dikatakan lebih holistik.

WACANA tentang kecerdasan telah mengalami satu perkembangan luar biasa dan titik perubahan yang menarik. Selama ini kita hanya mendengar kecerdasan intelektual atau intelligence Quotient (IQ) sebagai penentu kecerdasan seseorang.

Bahkan dikatakan seseorang yang mempunyai IQ yang tinggi dipercayai memiliki masa depan yang cerah dan berpotensi untuk berjaya dalam hidupnya.

Persepsi masyarakat terhadap seseorang yang mempunyai IQ yang tinggi berbeza daripada yang mempunyai IQ yang rendah.

Ujian IQ dianggap kayu pengukur yang mutlak dan diyakini. Kemudian pada sekitar dekad 90-an, kita dikejutkan pula dengan penemuan Daniel Goleman tentang kecerdasan emosi atau emotional intelligence (EQ).

EQ merupakan satu kemahiran dan kebolehan untuk mengawas diri sendiri dan juga orang lain dari segi perasaan dan emosi, dapat membezakan antara kedua-duanya dan boleh menggunakan kemahiran itu untuk memandu pemikiran dan tindakan.

Kini pada alaf baru, kita dikejutkan pula dengan penemuan Danah Zohar dan Ian Marshall tentang kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) sebagaimana dibentangkan dalam buku SQ: Connecting: The Ultimate Inteliigence.

Penemuan itu lebih menarik, apabila Zohar dan Marshall mengatakan SQ adalah kemuncak kecerdasan (ultimate intelligence).

IQ, EQ dan SQ telah diilustrasikan dengan cara yang menarik. Komputer memiliki IQ yang tinggi kerana dapat beroperasi tanpa kesalahan sama sekali, sedang binatang sering memiliki EQ yang tinggi kerana peka situasi dan bertindak balas pantas terhadap sekeliling.

Namun SQ ditampilkan sebagai insan kreatif yang dapat mengubah peraturan (tidak seperti komputer) dan juga mengubah situasi (tidak seperti binatang).

Kita sebagai manusia menyelami SQ supaya kreatif, fleksibel dan berwawasan, kerana ia berkait langsung dengan masalah-masalah aktual yang seringkali menyertai psikologi kehidupan manusia.

Ketika perkembangan psikologi manusia sedang cenderung ke arah sesuatu yang serba materialistik dan konsumerisme duniawi, maka SQ memalingkan perkembangan psikologi itu ke arah psikologi ketuhanan.

Spiritual dianggap sebagai jantung kepada segala-galanya (the heart of everything). Itulah sebabnya SQ adalah hati nurani kita, kata Zohar dan Marshall.

Jeritan SQ adalah suara hati. Suara yang paling jernih dalam kehidupan kita, yang tidak mungkin ditipu oleh sesiapa pun, termasuk diri kita.

Kebenaran sejati sebenarnya terletak pada suara hati ini, kerana SQ menyingkap kebenaran yang lebih sering tersembunyi di tengah adegan-adegan hidup yang serba kepalsuan.

SQ mengajak bahkan membimbing kita menjadi diri yang asli. Kecerdasan spiritual hanya berada pada manusia yang bersih secara spiritual tidak kira sama ada ia Islam, Kristian, Hindu dan sebagainya
Jika IQ bersandarkan nalar, rasio intelektual, sementara EQ membawa kecerdasan kepada emosi kita, maka SQ berpusat pada spiritual space (ruang spiritual).

Secara ilmiah, penyelidikan ahli psikologi saraf, Michael Persinger pada awal 90-an dan pakar saraf VS Ramachandran dan rakannya dari Universiti California, menemukan kewujudan God-spot dalam otak manusia.

Ini menunjukkan pusat spiritual yang terletak di antara jaringan saraf dalam otak. Namun begitu, kajian adanya god-spot dalam penyelidikan VS Ramachandran bukanlah untuk membuktikan keberadaan Tuhan, tetapi untuk menunjukkan bahawa otak manusia telah berkembang ke arah pencarian agenda-agenda fundamental dalam hidup ini, seperti rasa memiliki dan mengunakan sensitiviti, makna dan nilai kehidupan.

Jika ujian IQ terkenal dengan School Aptitude Test (SAT), sementara EQ lebih kepada latihan emosi ke arah kecerdasan, maka ujian untuk mengetahui SQ meliputi: kapasiti diri untuk menjadi fleksibel, seperti aktif dan adaptif secara spontan, tingkat kesedaran diri yang tinggi, kualiti kepekaan diri dengan visi dan nilai serta memiliki sudut pandangan hidup yang holistik,

Tidak ketinggalan mempunyai kecenderungan untuk selalu bertanya mengapa, bagaimana jika dan sekali gus melihat jawapan fundamental.

SQ mengarahkan hidup kita untuk selalu berhubungan dengan pemaknaan hidup dan esensi spiritual yang melampaui semua tradisi agama.

Maka, kehadiran SQ membimbing kita untuk berani atau pluck dalam istilah Zohar dan Marshall. Berani di sini adalah menurut suara hati dan bertindak dengan penuh kesedaran.

Kalaulah SQ benar-benar hidup dalam hati umat manusia sama ada Islam, Kristian, Hindu atau orang yang tidak percaya pada agama, maka dunia alaf baru yang kita warisi adalah dunia yang cerdas yang berteraskan kearifan, kebijaksanaan dan kerohanian yang mana nilai-nilai ini adalah pegangan universal umat manusia.

Benarlah kata Zohar dan Marshall lagi, Spiritual Intelligence is an ultimate intelligence. Keamanan dan kesejahteraan masa depan dunia sebenarnya milik manusia yang mempunyai SQ yang tinggi ]


*Apa pula kata penulis barat dalam satu artikel di laman web Dailymail berkaitan dengan God Spot ini :

Artikel 1 :

Klik Sini:


Research into brain's 'God spot' reveals areas of brain involved in religious belief

Scientists searching for a 'God spot' in the brain have found three areas that control religious belief.

A study of 40 participants, including Christians, Muslims, Jews and Buddhists, showed the same areas lit up when they were asked to ponder religious and moral problems.

MRI scans revealed the regions that were activated are those used every day to interpret the feelings and intentions of other people.

'That suggests that religion is not a special case of a belief system, but evolved along with other belief and social cognitive abilities,' said Jordan Grafman, a cognitive neuroscientist at the National Institute of Neurological Disorders and Stroke in Bethesda, Maryland.

Scientists, philosophers and theologians continue to argue about whether religious belief is a biological or a sociological phenomenon.

Some evolutionary theorists believe a belief in a religious power may have helped our ancestors to survive great hardship compared to those with no such convictions.

Others argue that it arises from the structure of the highly adaptable brain itself.
In the latest study, published in the journal, Proceedings of the National Academy of Sciences, Professor Grafman and his colleagues asked three types of question, while performing brain scans.

First, volunteers were asked to think about statements about whether God intervenes in the world, such as 'God's will guide my acts'.

This activated the lateral frontal lobe regions of the brain, used by humans to empathise with eachother.

Then they were asked to dwell on God's emotional state. When it came to statements such as 'God is wrathful', the areas that lit up were the medial temporal and frontal gyri, which helps us to judge emotions of others.

Finally the participants were asked to contemplate abstract statements such as 'a resurrection will occur'. This time they tapped into the right inferior temporal gyrus, which we use to understand metaphorical meaning.


In all three cases the neural activity in the subjects’ brains corresponded to brain networks known to have nonreligious functions.

'There is nothing unique about religious belief in these brain structures,' Professor Grafman said.

'Religion doesn't have a 'God spot' as such, instead it's embedded in a whole range of other belief systems in the brain that we use every day.'

The networks activated by religious beliefs overlap with those that mediate political beliefs and moral beliefs, he said.

Dr Andrew Newberg, director of the Centre for Spirituality and the Mind at the University of Pennsylvania, told the New York Times that Dr Grafman’s findings were in line with other research that has so far failed to find any specific structure in the brain that is dedicated to religious belief.

'Religion has so many different aspects that it would be very unlikely to find one spot in the brain where religion and God reside,' Dr Newberg said.

But he was doubtful that brain scans like those taken by Dr Grafman could capture all of what religion is.

'There may be other elements that science is not capable of measuring,' Dr Newberg said.

Future research could look at whether human brains respond in a similar way for different religions, given that this study focused only on Western Christian beliefs.

'The more interesting studies will wind up comparing different belief systems with similar dimensions to see if they also activate the same brain areas,' Dr Grafman said.
'If they do, we can better define why those brain areas evolved in humans.'


Artikel 2 : anda boleh membacanya sendiri.Sila

Klik Sini:


Mari kita lihat anatomi otak serta fungsinya secara ringkas :



Apakah itu God Spot?


*God Spot yang dipercayai terletak di Lobus temporal Otak berhampiran dengan Pineal Gland

God Spot sebenarnya adalah satu istilah yang diperkenalkan oleh saintis barat dan sudah pasti mereka bukan beragama islam dan ianya merujuk kepada satu kawasan saraf di otak manusia yang dikatakan berfungsi dan bertindakbalas terhadap aspek agama dan ketuhanan.Mereka juga cuba mengaitkan God Spot ini dengan elemen Kecerdasan Spiritual (SQ) !

Dengan berselindung di sebalik teori yang berkaitan dengan sains dan spiritual dan bersembunyi disebalik pengajian dan kaedah terbaru motivasi ,banyak pihak termasuk saintis dan pakar pengajian psikologi dan kerohanian , telah mengakui kebenaran teori tersebut.Oleh itu jaga-jaga wahai sekalian umat islam, jangan kita terperangkap dengan “Mind Control” Dajjal-Freemason ini.



*Spiritual dari mata ke-3 !

Sudah pasti adalah menjadi sesuatu yang amat pelik bunyinya jika makna perkataan God Spot itu ditukar kepada Titik Tuhan! Ia amat janggal sekali bunyinya bila kita yang berada di Malaysia ini menyebutkannya bukan?

Sebenarnya Ramachandran menemui titik ini secara tidak sengaja setelah membuat ujian keatas pesakitnya yang mengidap penyakit sawan atau epilepsy. Selepas itu beliau membuat ujian kepada beberapa orang sihat pula dengan cara memberi soalan atau menyuruh mereka memikirkan berkenaan Tuhan dan Kegamaan, maka satu kawasan saraf di satu bahagian otak temporal mereka akan terangsang dan ia diukur dengan mesin EEG dan MRI .Lalu tempat saraf yang paling kuat memberikan tindakbalas ini mereka namakan God Spot.

Secara ringkasnya, mereka mendakwa kononnya dapat mengukur “suara hati” manusia yang sifatnya begitu subjektif sekali!!!

Mereka sebenarnya sengaja tidak mahu mengakui kebesaran dan kewujudan Allah swt Yang Maha Pencipta! padahal mereka tahu Akal manusia terbatas untuk menerokai ilmu Allah yang paling tinggi dan tidak terbatas itu!

Firman Allah dalam Surah Az-Dzaariyat ayat 21 yang bermaksud :

“Dan (juga) pada diri kamu sendiri,maka apakah kamu tidak melihat?”

Itulah ayat yang mencabar manusia untuk mencari dirinya sendiri sebenarnya!

Bukannya ayat untuk mencari jejak tuhan atau satu titik atau tempat Tuhan tinggal didalam tubuh badan fizikal manusia ciptaanNya itu.


Saya cukup tidak bersetuju dengan Teori God Spot ini semenjak ia mula diperkenalkan lagi.Terutamanya bila mengkaji siapakah Donah Zohar dan suaminya itu :


*Danah Zohar dan suaminya.

Siapakah Danah Zohar ini sebenarnya ?

Biodata danah zohar dalam laman webnya : Klik Sini

[ Danah Zohar was born and educated in the United States. She studied Physics and Philosophy at MIT, and did her postgraduate work in Philosophy, Religion & Psychology at Harvard University.

She is the author of the best-selling The Quantum Self and The Quantum Society, which extend the language and principles of quantum physics into a new understanding of human consciousness, psychology and social organization. In 1997 she published Who’s Afraid of Schrödinger’s Cat?, a survey of 20th century scientific ideas, and her business book, ReWiring the Corporate Brain: Using the New Science to Rethink How We Structure and Lead Organizations. In February 2000 she published SQ: Spiritual Intelligence — The Ultimate Intelligence. Her latest book is Spiritual Capital: Wealth We Can Live By, published in April 2004.

Danah Zohar has been a Visiting Fellow at Cranfield School of Management and at the Maquarie University School of Management in Sydney, Australia. She has been a Visiting Lecturer at Oxford Brookes University.

Described by the Financial Times and Prentice Hall as “one of the world’s greatest management thinkers”, Zohar has been active in management education and consultancy.

Companies to which she has made in-house presentations at senior management level have included The Swedish Forestry Commission, Volvo, Astra Pharmaceutical, Werner Lambert Pharmaceutical, Philip Morris Tobacco, Marks & Spencer, Shell, British Telecom, Motorola, Philips, Norwich Union Financial Services, Merita Financial Services (Finland), Skandia Insurance and Financial Services, The Bank of International Settlements, Scottish Enterprise, Fife Enterprise, BMW, McCann Erikson, Coca Cola, and McKinsey.

She was on the faculty of Shell UK’s “Challenges for Change” senior management training program and has addressed the leadership team of Shell USA’s transformation process for senior management. She recently worked with McKinsey’s new global spiritual intelligence training initiative.

Danah Zohar lectures widely throughout the world at conferences organized by UNESCO, The European Cultural Foundation, The Davos World Economic Forum, The World Business Academy, YPO, IFTDO (the International Federation of Training and Development Organizations), the British Cabinet Office, Japan’s Council for the Growth of Future Generations, The American National Education Association (NEA), Britain’s Work Foundation, and the Australian National Government. She has addressed members of The Swedish National Parliament and has worked with local government representatives and educators in several countries.

Danah Zohar currently lives in Oxford, England with her husband and co-author Dr. Ian Marshall and their extended family. ]


Kita lihat pula biodata Danah Zohar ini dari Wiki pula
: Klik sini


[[ Danah Zohar (born in 1945) was born and educated in the United States. She studied Physics and Philosophy at MIT, and did her postgraduate work in Philosophy, Religion & Psychology at Harvard University, where she was a student of Erik Erikson. Danah Zohar has been a Visiting Fellow at Cranfield School of Management and at the Maquarie University School of Management in Sydney, Australia. She has been a Visiting Lecturer at Oxford Brookes University. Danah Zohar is active in management education and consultancy. She regularly speaks at leadership forums and works with corporate leadership teams worldwide. She has worked with the leadership initiatives of both local and national governments. Together with her husband and coauthor Ian Marshall she runs workshops for leaders on the importance of spiritual intelligence, spiritual capital and their connection with sustainability.

As a one of pioneers in extending the language and principles of quantum physics into a new understanding of human consciousness, psychology and social organization, Danah Zohar wrote The Quantum Self, The Quantum Society, and ReWiring the Corporate Brain. This path has led her to write two other ground-breaking books (coauthored with Ian Marshall) SQ - Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, and Spiritual Capital: Wealth We Can Live By which constitute work on spiritual intelligence and spiritual capital.

Applying language and metaphors from quantum physics, chaos theory and complexity science and combining them with philosophy, psychology and sociology Danah Zohar (together with her husband and coauthor Ian Marshall) set concepts of spiritual intelligence (SQ) and spiritual capital as missing pieces in the way to sustainability.

Main points of spiritual intelligence (SQ) and spiritual capital concepts

Spiritual intelligence (SQ) is the intelligence with which we access our deepest meanings, purposes, and highest motivations

Spiritual capital reflects what an individual or an organization exists for, believes in, aspires to, and takes responsibility for.

SQ, spiritual capital, and sustainability are crucially linked.

SQ’s sense of meaning, values, and purpose generates spiritual capital. Spirituals capital’s wealth of meaning, values and higher motivation are necessary to sustainable capitalism and sustainable society.

Connection between three kinds of capital (material, social and spiritual) and three major human intelligences (IQ, EQ and SQ):

Capital Intelligence Function
Material Capital IQ: Rational Intelligence What I think
Social Capital EQ: Emotional Intelligence What I feel
Spiritual Capital SQ: Spiritual Intelligence What I am


Zohar and Marshall (1997)

Danah Zohar coined the term »spiritual intelligence« and introduced the idea in her book ReWiring the Corporate Brain: Using the New Science to Rethink How We Structure and Lead Organizations in 1997. Later, together with Ian Marshall she developed the concept, which was introduced in 1999 at The Masters Forum. In the year 2000, Danah Zohar and Ian Marshall published a book, SQ: Ultimate intelligence. In 2004 the authors upgraded the concept with notion of Spiritual Capital and demonstrated the crucial link between SQ, SC, and sustainability. By their definition Spiritual Intelligence is the intelligence with which we access our deepest meanings, purposes, and highest motivations.

It is the intelligence that makes us whole, that gives us our integrity. It is the soul's intelligence, the intelligence of the deep self. It is the intelligence with which we ask fundamental questions and with which we reframe our answers.

The word “spiritual” in relation to the intelligence has no necessary connection with organized religion. A person may be high in SQ but have no religious faith or belief of any kind. Equally, a person may be very religious but low in SQ (SC)

The word spiritual in the Zohar/Marshal concept comes from the Latin word spiritus which means “that which gives life or vitality to a system”

Zohar and Marshall introduced 12 qualities of SQ. They derive these principles from the qualities that define complex adaptive systems. In biology, complex adaptive systems are living systems that create order out of chaos, they create order and information and defy the law of entropy.

Those principles are:


1. Self-Awareness: Knowing what I believe in and value, and what deeply motivates me

2. Spontaneity: Living in and being responsive to the moment

3. Being Vision- and Value-Led: Acting from principles and deep beliefs, and living accordingly

4. Holism: Seeing larger patterns, relationships, and connections; having a sense of belonging

5. Compassion: Having the quality of "feeling-with" and deep empathy

6. Celebration of Diversity: Valuing other people for their differences, not despite them

7. Field Independence: Standing against the crowd and having one's own convictions

8. Humility: Having the sense of being a player in a larger drama, of one's true place in the world

9. Tendency to Ask Fundamental "Why?" Questions: Needing to understand things and get to the bottom of them

10. Ability to Reframe: Standing back from a situation or problem and seeing the bigger picture; seeing problems in a wider context

11. Positive Use of Adversity: Learning and growing from mistakes, setbacks, and suffering

12. Sense of Vocation: Feeling called upon to serve, to give something back ]]


Sebenarnya bila kita kaji tentang perkataan “ZOHAR” itu pun sudah cukup untuk kita kaitkan penulis buku ini dengan agenda Dajjal-Yahudi-Freemason-Kabbalah.


Cuba Lihat Sini, Klik :

Zohar dan kaitan dengan Yahudi, Kabbalah, dan Dajjal, Klik Sini :


Jika anda melihat kepada buku-buku karangannya, anda akan terkejut bila ada di antara buku yang dikarang olehnya bertajuk ISRAEL dan Israel : the land and its people.

Lihat sini : Klik



*Berjilid-jilid buku ilmu Kabbalah berjudul "ZOHAR"


*Kebangkitan ilmu Kabbalah di akhir zaman untuk menentang Jundullah!


Seterusnya mari kita lihat hujah mereka yang mengatakan adanya
God spot ialah :


1).Dengan menggunakan mesin ECG(alat perakam gelombang otak) menunjukkan adanya gelombang-gelombang tertentu bila seseorang mengalami perasaan mistik atau ditanya berkaitan dengan hal-hal keagamaan.

2).Ayunan 40 Hz yang ditemui oleh Denies Pare dan Rodolfo Llinas, dan dikembangkan oleh Danah Zohar dalam teori kecerdasan spiritualnya.

Gelombang atau ayunan 40 Hz ini terjadi ketika otak tanpa pengaruh ransangan pancaindera sama sekali dan gelombang itu bertindak secara seragam.mereka membuat kesimpulan adanya hubungan intrinsik antara thalamus dan kulit otak (cerebral cortex) antara mereka sendiri tanpa apa-apa maklumat empirik.

Jadi mereka berkata kesedaran intrinsik inilah asas kepada kesedaran manusia.

Dengan menggunakan MEG (Magneto Encephalograph), di dapati gerakan - gerakan saraf berlangsung secara padu pada tahap 40 Hz.Kesatuan itu kemudian membentuk fikiran manusia kata mereka.

Titik Tuhan atau God Spot mengikut Ramachandran berada di lobus temporal otak.Beliau berkata kononnya kawasan saraf itu aktif bila orang yang di uji disebut atau ditanya berkaitan Tuhan, agama dan perkara perkara mistik. Oleh itu mereka membuat kesimpulan bahawa titik itu memang wujud secara semulajadi.

Lalu mereka mengembangkan lagi penemuan ini dan mengatakan bahawa Kesedaran beragama atau rasa ber-Tuhan itu wujud dalam setiap diri manusia secara semulajadi atau dengan kata lain sifat ingin beragama itu wujud serentak dengan kejadian tubuh badan manusia itu sendiri.Oleh itu mereka menganggap semua mereka yang beragama itu menganut sesuatu jenis agama tidak kira Islam, Kristian, Budha, Hindu dan sebagainya mengikut persepsi dan pilihan hati setiap individu tersebut mengikut citarasa masing-masing TETAPI sebenarnya mereka adalah DALAM KESATUAN BERAGAMA!

Sebenarnya mereka sehingga kini masih belum berjaya mengukur “Rasa Hati” yang berunsur subjektif itu.Teori dan rumusan mereka diatas adalah berdasarkan ilmu Falsafah dan Teologi agama mereka semata-mata yang bergantung sepenuhnya kepada logik akal semata-mata.Mereka sebenarnya masih kabur dengan ERTI SPIRITUAL SEBENAR.

Selama berkurun-kurun Si Dajjal cuba mengkaji ilmu yang digunakan oleh Asif Barkhia memindahkan Istana Ratu Balqis dihadapan Nabi Sulaiman a.s dalam sekelip mata.

Ribuan tahun mereka masih buntu memecahkan kod-kod ilmu mentafsir mimpi oleh Nabi Yusof a.s kerana itu adalah ilmu-ilmu rahsia yang diajarkan khas oleh Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang terpilih!

Entah berapa lama ahli-ahli sihir Firaun berfikir dan mengkaji bagaimana tongkat Nabi Musa a.s boleh bertukar menjadi ular dan menelan semua ular-ular jelmaan dari ilmu sihir mereka? Tidak hebatkah lagi ilmu sihir mereka??? Bagaimana Sihir mereka ditewaskan oleh Mukjizat Nabi Musa a.s itu?

Iblis sendiri pun tidak tahu apakah lagi rahsia yang Allah SWT ajarkan kepada Nabi Adam selain dari ilmu mengenal benda-benda ketika beliau masih berada di dalam syurga sebelum di turunkan ke alam dunia!

Iblis semakin buntu dan takut pula dengan Mukjizat terhebat iaitu Al-Quran yang diturunkan kepada kekasih Allah swt Nabi Muhammad saw.


Iblis dan anak cucunya sangat-sangat menggeruni Ayat Qursi yang merupakan SENJATA SPIRITUAL yang ditinggalkan oleh Baginda sebagai Pusaka kepada umatnya yang disayangi sebagai benteng pertahanan diri dari ancaman Iblis kerana setiap huruf pada bacaan itu akan mengaktifkan kod-kod tersembunyi yang boleh mencetuskan malapetaka kepada tubuh ,jasad mereka dan alam-alam yang tersembunyi disebalik tabir alam nyata ini !




Hujah-Hujah saya menolak TITIK TUHAN (GOD SPOT) di lobus temporal otak :

1).Allah tidak bertempat secara khusus dalam diri setiap manusia ciptaanNya itu. Dari istilah ‘Titik Tuhan' itu sendiri pasti akan difahami oleh orang kebanyakan kita bahawa disitulah terletaknya Tuhan dalam diri manusia. Atau Tuhan berada di otak manusia, istilah itu memberikan indikasi bahawa Tuhan mempunyai tempat tertentu padahal Allah tidak bertempat.

2).Akal adalah juga makhluk Allah, jadi tidak ada keraguan lagi bahawa Otak mempunyai ayunan 40 Hz walaupun tanpa ransangan kerana otak atau akal itu hidup di sisi Tuhannya.

3).Jika itu Titik Tuhan, mengapa sewaktu pesakit di bius, ayunan 40 Hz itu hilang? adakah Tuhan juga sudah mati? Kerana walaupun manusia di bedah tetapi gerak jantung,
aturan pernafasan dan otak bawah sedar masih boleh berfungsi.Ini menunjukkan manusia itu sebenarnya bergantung kepada Nyawa atau Teknologi Ruh yang diberikan oleh Allah untuk hidup, bukan Titik Tuhan.

4).Banyak terjadi dalam kes Barah otak atau bila berlaku kecederaan pada bahagian Lobus Temporal otak dan selepas dilakukan pembedahan atau barahnya dibuang , ada pesakit yang sembuh dan boleh berfungsi seperti biasa.Dalam kes seperti ini adakah jejak Tuhan dalam diri manusia itu juga akan hilang begitu saja bersama sel-sel barah itu?

5).Jika kita belajar neuroanatomi , kawasan Lobus Temporal adalah banyak berkaitan dengan pentafsiran input deria bau dan pendengaran, manakala input penglihatan akan ditafsir di bahagian belakang otak (Occipital Lobe).Jadi jika di lobus temporal ada Titik Tuhan,dan di bahagian otak belakang tidak ada Titik Tuhan , maka secara analoginya Tuhan hanya boleh dihidu baunya , dan didengar suaranya sahaja , manakala Tuhan tidak akan mampu dilihat kerana untuk nampak sesuatu atau bila imaginasi (mengambil data yang sedia ada dalam bentuk memory ) memerlukan Lobus Occipital yang terletak di belakang otak.

6).Ujikaji dan soalan yang ditanya oleh VS Ramachandran dan pasukannya dari California University pada tahun 1997 itu adalah secara umum dan bertaraf Tong Sampah manakala subjek yang dipilih walaupun dari pelbagai agama tidak boleh mewakili subjek sebenar kerana perkara berkaitan dengan spiritual, kejiwaan dan ketuhanan ini sangat subjektif dan tidak boleh diukur atau disukat dengan alat..... contohnya bila disebut Tuhan... bagi subjek Kristian...dia akan nampak tiang salib dan suasana dalam gereja, bagi subjek Hindu- Budha dia akan nampak tokong atau patung dan suasana dalam kuil... bagi subjek yang beragama islam pula... jangan marah... kebanyakan penganut yang beragama islam yang kurang ilmu tasaufnya bila disebut akan Allah... mereka akan terus membayangkan Tulisan atau khat Huruf Allah atau menggambarkan kubah masjid atau bulan bintang atau suasana dalam Masjid... jadi .. input-input utusan yang berjalan dalam sel neuron atau axon ke otak-otak subjek yang dikaji lalu otak mereka pun mulalah mengaplikasikan data-data yang sedia ada dalam otak mereka , maka terjadilah satu keadaan yang kita sebut berfikir atau tahap kesedaran itu sebenarnya !!!! Oleh itu, bagaimana boleh kita katakan disitu ada Titik Tuhan ? tidakkah ini satu teori yang merapu?

7). Sepatutnya mereka meletakkan nama GOOD SPOT ( titik kebaikan) bukannya GOD SPOT ( Titik Tuhan ) kerana dakwaan yang berkaitan dengan rasa beragama itu adalah lebih cenderung kepada unsur-unsur kebaikan kerana boleh dikatakan semua agama menganjurkan supaya setiap penganutnya berbuat baik .Berbuat baik itu pula meliputi semua perkara termasuklah perkataan , perbuatan , perangai, tingkah laku dan emosi!

8). Islam sudah lama menyebut berkenaan wujud diri manusia itu telah sedia ada satu keinginan dan keperluan kepada Allah swt. Ia juga disebut FITRAH. Fitrah ini bagi saya adalah satu hukum kehidupan yang dibuat oleh Pencipta manusia itu sendiri dan segalanya akan berjalan mengikut peraturan atau jalan yang telah ditetapkan olehNya.

Firman Allah swt dalam Surah Ar-Rum ayat 30 yang bermaksud :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Satu hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bermaksud :

“Setiap yang lahir itu, dilahirkan dengan keadaan Fitrah”

Penemuan saintis seperti God Spot itu hanyalah bukti TAMBAHAN sahaja kepada kebenaran Al-Quran dan Islam, tiada lebih dari itu.

9).Sepatutnya Danah Zohar mengatakan setiap manusia haruslah beragama, lalu dengan beragama itu maka terhasillah apa yang disebut spiritual itu kesan dari amalan atau latihan kerohanian beragama.Dia tidak perlu mengaitkannya dengan kawasan God Spot , Tetapi sebaliknya beliau mengatakan spiritual itu wujud tanpa harus beragama. Oleh itu banyak ilmuwan yang mengkaji berkaitan God Spot ini menganggap ianya adalah Kebenaran Universal padahal ianya adalah satu pembohongan yang sangat nyata!

10). VS Ramachandran , walaupun seorang saintis yang tinggal di barat namun dia mungkin tidak boleh dipisahkan dengan unsur-unsur agama Hindu, dimana mereka percaya Kelenjar Pineal yang terletak dalam otak di bahagian Lobus Temporal itu adalah mata ke-3 manusia yang bersifat spiritual, digunakan untuk mencapai Nirvana! Para Yogi juga percaya dengan cakra-cakra tersebut! Oleh itu teori yang dikemukakan mungkin dipengaruhi oleh unsur Hindu.

11). Jika dibandingkan dengan organ Hati, organ otak adalah kurang penting jika kita membicarakan soal jiwa,nafsu, Qalbu dan Ketuhanan dalam islam.Kedudukan SA Node pada dinding Atrium kanan jantung adalah juga masih misteri, malah dalam Hadis Qudsi , Allah berfirman bahawa Hati itu adalah istana Allah, malah ada juga ayat Al-Quran yang mengatakan bahawa Tuhan itu berada lebih dekat dengan urat leher kita dimana saya sudah mengupasnya dalam Artikel saya yang lalu “Hidupkan Jiwa Tasawuf- Keajaiban Qalbu” dimana SA Node itu sangat dekat dengan urat leher kita.Pun begitu Saya TIDAK mengatakan disitulah terletaknya Allah kerana Allah sudah pasti tidak bertempat dan tidak boleh disamakan dengan makhluk ciptaanNya.

12).Penglibatan Danah Zohar sebagai penulis yang memperkenalkan teori Spiritual Intelligence , SQ yang mengambil penemuan VS Ramachandran sebagai salah satu pendokong teorinya ternyata mempunyai agenda tersembunyi yang dirancang oleh Dajjal-Freemason dalam bentuk Kawalan Minda manusia yang berselindung disebalik falsafah ilmu sains kearah mewujudkan satu agama dalam satu sistem Dajjal di akhir zaman iaitu New Word Order!

Sebagai penutupnya,sekali lagi saya ulangi.... hanya dengan mempelajari Al-Quran dan Tasawuf islam sahaja mereka akan mampu meneroka alam-alam mistik dan spiritual sebenar! inilah RAHSIA yang paling ditakuti oleh Dajjal.Bagi saya , secara peribadinya kawasan Titik Tuhan yang disebut itu memang ada disebutkan oleh ahli hakikat dan makrifat... ada satu alam atau LATHAIF NAFS yang halus lagi tersembunyi yang berada di antara dua kening kita... betul-betul DI HADAPAN God spot itu.. iaitu Alam Qo Baqousaini... yang pernah dibincangkan secara panjang lebar oleh Tokku Paloh dalam Ilmunya Lathifatul Asrar ! disitulah tempat masuknya nur atau cahaya !!!... Seterusnya cahaya itu akan bergerak ke Lathaif-Lathaif lain seperti …..

Bagaimana Pula pendapat anda tentang program motivasi dibawah ini??? … saya sebenarnya masih TIDAK PASTI dan masih mengkajinya !!! anda boleh membantu saya? Apakah sama : belajar Tasawuf dan amalan suluk bertahun tahun boleh disamakan dengan hanya masa 3 hari menghadiri kursus ini ??? Anda pula bagaimana???



Wawancara 1:



Wawancara 2 :



Wassalam.

Sangtawal Sakranta.

23 comments:

mann bravo said...

as'kum ...

saya mengikuti laman blog saudara sejak beberapa yang lepas ... byk ilmu dan pengetahuan yang boleh dijadikan panduan ..

sekadar bertanya, saya sedikit keliru dengan nama "donah zohar" ... adakah donah zohar itu mempunyai nama lain ?? atau itu nama sebenarnya .... maksud saya mungkin kebetulan sahaja nama"zohar" itu?? atau nama itu mungkin disediakan sebagai "tanda nama" sesuatu kumpulan atau pertubuhan ??
apapun .. penulisan saudara "memperluaskan" lagi pemikiran saya ... banyak ilmu yang bermanfaat diperolehi ...

Sangtawal Sakranta said...

salam buat saudara mann bravo,

Terima kasih atas komen dan sokongan.

sebenarnya sudah banyak kali saya cari pasal nama sebenar dia sebelum artikel ini ditulis, tetapi secara kebetulannya saya banyak menjumpai banyak perkataan "zohar" dihubungkan dengan ilmu kabbalah... yang ingin saya cari juga ialah tempat kelahiran dia... sebab saya tertarik untuk mengkaji mengapa dia menulis dua buah buku tentang Israel...mungkin dia ada kaitan dengan israel juga... mungkin dia sengaja membiarkan namanya yang ada kaitan dengan 'zohar' itu ... kalau dikaji secara indirect pula... memang ilmu kabbalah versi freemason ada kaitan dengan fizik moden dan psikologi... oleh kerana kepakaran dia dalam kedua-dua bidang itu dan dia terlalu aktif dalam memperkenalkan teori SQ -nya di serata dunia, jadi saya merasakan ada sesuatu yang tidak kena! mungkin ada pembaca yang boleh memberikan saya maklumat nama sebenar Danah Zohar ini.

wassalam!

PUTERI said...

Sang Tawal,

hanya teknologi ROH yang tidak dapat dikuasai oleh yahudi dan sekutunya. Saya juga mengikuti penyelidikan Danah Zohar ini, dan kajiannya dalam pendapat saya tidak membawa kemana-mana, malah untuk "cited" kajian beliaupun saya fikir menjadi makruh kepada ilmu yang akan disampaikan.

Saya sependapat dengan sang tawal bahwa amalan-amalan tasawuf yang diamalkan dengan istiqamah dan dengan ijazah dari guru yang mursyid adalah satu LINK kepada teknologi ROH. Biarpun tujuan pengamalnya ialah untuk bertaqarrub kepada Allah, tetapi keberkatan amalan itu menjadi PENCETUS kepada penguasaan teknologi ROH. Di peringkat pengamal yang lebih tinngi tarafnya seperti yang bertaraf wali, maka keupayaan mereka menguasai teknologi ROH ini menghasilkan satu TENAGA yang tidak mampu dikalah atau di SCAN oleh teknologi sains.

Saya memang ada banyak yang ingin diperkatakan, tetapi cukuplah dulu di sini.

Sangtawal Sakranta said...

Salam buat Puteri,

Terima kasih atas komen yang menarik.

Pendapat saya pula,tidak jadi masalah untuk 'cited'ilmu mereka dan untuk menghukumnya halal atau makruh itu pula saya tidak berani memberikan fatwanya. he he he :)

Kita ambil yang baik dari ilmu itu dan kita buang apa yang kita fikir tidak baik dan memudharatkan terutamanya yang akan memberi kesan langsung kepada kefahaman beragama.

saya terpaksa 'cited' penemuan mereka dalam blog ini kerana supaya pembaca dapat berfikir dengan rasional atas isu yang dipaparkan dalam artikel agar skop pemikiran menjadi luas sedikit.

Sepanjang pengamatan saya,racun pemikiran Dajjal mereka yang berselindung di sebalik falsafah sains moden ini berjaya menyelinap masuk kedalam Teori-Teori sains moden supaya para cerdik pandai dan golongan intelek juga mempercayainya sebagai satu teori sains yang universal!

Benar seperti kata Puteri itu, jika teori penemuan VS Ramachandran itu tidak di POPULARKAN OLEH DANAH ZOHAR dan disokong secara secara besar-besaran disebalik tabir oleh Freemason yang berada dibelakang agenda sulit mereka... sudah pasti Teori Titik tuhan ini tidak akan kemana-mana... seperti hujah saya dalam artikel diatas... teori Danah Zohar akan diTong-sampahkan!

Senario yang sama juga boleh kita lihat dari segi mengangkat pemimpin dunia ciptaan mereka.

mereka sendiri akan memberikan karisma atau menambah 'value' kepada mereka yang terpilih dengan pelbagai cara seperti meletakkan dalam list orang paling berpengaruh di dunia, akan diberi penghormatan sebagai sarjana,anugerah itu dan ini, akan dipanggil untuk bentang kertas kerja di forum-forum antarabangsa dan ada juga yang dipilih menjadi pensyarah di beberapa universiti terkenal mereka, akan dihamparkan karpet merah bila tiba di negara mereka.... jadi dengan cara itu pemimpin itu dilabel sebagai hebat dan unggul di amata dunia!

Namun pada hakikatnya pemimpin ciptaan itu tidak ada apa-apa nilai di negara sendiri sehinggakan ada pemimpin yang paling banyak masalah dan mempunyai personaliti yang celaru pun di nobatkan sebagai pemimpin yang hebat!

Oleh itu Melayu-islam yang ingin kita jana adalah Melayu-islam yang akan mempunyai label atau penjenamaan sendiri,mereka akan dihormati kerana nilai jati-diri sebenar mereka dan dapat bersaing dalam segenap bidang ilmu dan kehidupan!insyaAllah.

wassalam.

Anonymous said...

"Bagaimana Pula pendapat anda tentang program motivasi dibawah ini??? … saya sebenarnya masih TIDAK PASTI dan masih mengkajinya !!! anda boleh membantu saya? Apakah sama : belajar Tasawuf dan amalan suluk bertahun tahun boleh disamakan dengan hanya masa 3 hari menghadiri kursus ini ??? Anda pula bagaimana???"

.......God Spot memang istilah kafir pun...anda bolih lihat juga persamaannya dengan ilmu mistik hindu seperti tantra spot,kundalini dan lain2....nak katakan tasawuf murni, anda pasti ada jawapannya!!!

Sangtawal Sakranta said...

Salam anon@5.57pm.

Berkaitan dengan kursus ESQ165 ke ???

Masih dalam penelitian lagi, ada yang kata tak boleh dan ada yang kata boleh.... so far.... maaf saya tak berani komen lagi!

tapi ermmm... ESQ 1+6+5=12= 1+2= 3
wassalam.

Tam Dalyell said...

Kita pun kena berwaspada tentang SQ ini, kerana mengikut mereka ianya masih tertakluk kepada ukuran, unit, boleh disukat dsb. sama seperti IQ.

Jika Spiritual Quo ini diterjemahkan sebagai Quo Kerohanian ia menjurus kepada Divinity atau Ketuhanan yang boleh dikatakan bertempat dalam Qalb, tidak sekali-kali dalam batin otak.


Wallahu a'lam.

Tam Dalyell said...

Maaf, maksud saya sumber pencetusannya dari Qalb, "tempat jatuhnya tilikan ilham ... berita dari alam ghaib ... bisik-bisikan kedalam dada".

Wallahu a'lam.

Sangtawal Sakranta said...

Salam buat Dal,

satu komen yang bagus dan mendalam maksudnya!

anda faham apa yang cuba saya sampaikan.terima kasih!

ya Qalbi, tempat jatuhnya Tilikan Allah, dan ia adalah istana Allah!

wassalam.

artdeep said...

hati jiwa jati sungguh!

salam horamt lagi!

Sangtawal Sakranta said...

salam buat armouris,

Terima kasih atas komen dan info.

Ya ,dari link kat atas, satu artikel yang baik dari Dr Hussain Iman, senior neurologist consultant... berkaitan epilepsy.

apa yang menarik ialah epilepsy atau sawan terjadi bila ada abnormality pada 'electrical activity' dalam otak!

selain itu kekerapan serangan sawan atau recurrent seizures akan menjadikan IQ seseorang itu akan menurun! sehingga ada yang mencapai submental retard atau mental retardation!

wassalam.

Sangtawal Sakranta said...

Salam buat artdeep,

Jati diri pada jiwa dalam hati sungguh! :)

wassalam!

Anirudh Kumar Satsangi said...

COMPREHENSIVE VIEW OF SCIENCE OF RELIGION (THEOLOGY)
A Scientific Understanding of Meditation and Yoga

In Bhagavad-Gita Lord SriKrishna says to Arjun:
“I taught this immortal Yoga to Vivasvan (sun-god), Vivasvan conveyed it to Manu(his son), and Manu imparted it to (his son) Iksvaku. Thus transmitted to succession from father to son, Arjun, this Yoga remained known to the Rajarisis (royal sages). It has however long since disappeared from this earth. The same ancient Yoga has this day been imparted to you by Me, because you are My devotee and friend, and also because this is a supreme secret”.

Yoga (Application) which was based on the control of the body physically and implied that a perfect control over the body and the senses led to knowledge of the ultimate reality. A detailed anatomical knowledge of the human body was necessary to the advancement of yoga and therefore those practising yoga had to keep in touch with medical knowledge. (Romila Thapar, A History of India, volume one).

I suggest : Mind and brain are two distinct things. Brain is anatomical entity whereas mind is functional entity. Mind can be defined as the function of autonomic nervous system (ANS). It is claimed that mind can be brought under conscious control through the practice of meditation. But how? ANS is largely under hypothalamic control which is situated very close to optic chiasma (sixth chakra or ajna chakra). Protracted practice of concentration to meditate at this region brings functions of ANS say mind under one’s conscious control.

Although Danah Zohar has coined the term Spiritual Quotient for the first time but she did not establish any mathematical relationship for this. Without establishing mathematical relationship spiritual intelligence can not be termed as spiritual quotient.

Deepak Chopra has given a formula of spiritual quotient in terms of Deed (D) and Ego (E). According to Deepak Chopra S.Q.=D/E. According to him if E is ‘zero’ the S.Q. will be infinite. This appears to be very fascinating but it is highly abstract which can not be measured experimentally accurately and precisely. However, this formula has immense value to understand S.Q.

I have also discovered a mathematical relationship for S.Q about eight years back in 2001. I have used physiological parameters which can be measured accurately and precisely and can be tested and verified experimentally. According to this formula S.Q. can be expressed as the ratio of parasympathetic dominance (P.D.) to sympathetic dominance (S.D.). Parasympathetic nervous system (PSNS) and sympathetic nervous system (SNS) are the two parts of the autonomic nervous system (ANS) which is largely under hypothalamic control. Hypothalamus is situated very close to the Sixth Chakra. During practice of meditation at Sixth Chakra these centres are galvanized which has very positive effect on practitioners spiritual, emotional, psychological and physical well being.

According to this relationship spiritual quotient can be written as:

S.Q. = P.D./S.D.

If the value of S.Q. comes >1 (greater than one), it can be assumed that the person is moving towards self-realisation and if the value of S.Q. comes <1 (smaller than one) it can be predicted that the person is living under stress.

This formula can be tested and verified experimentally.

Anirudh Kumar Satsangi said...

There are various types of meditation available, which are being practiced by sages, saints, seers and others. The difference in various versions lies in the fact that these practice involve concentration to meditate at different centres known as Chakra in Yoga System. These chakras are, in fact, energy centres which correspond to nerve centres distributed along the spinal column and in brain region.

Some practitioners start to meditate at Basic/Root Chakra (Muladhara) – situated at the base of spine, some at Heart Chakra (Anahata Chakra), some at Ajna Chakra – Optic Chiasma – Master Chakra and some from even higher centres situated in the brain region. Among all these types of meditation, practice at sixth chakra is considered to be the most ideal which brings about optimum results.

Sixth Chakra is situated very close to hypothalamus. The hypothalamus is a portion of brain that contains a number of small nuclei with a variety of functions. One of the most important function of the hypothalamus is to link nervous system to the endocrine system via the pituitary glands.

Autonomic nervous system (ANS) is largely under hypothalamic control. ANS consists of parasympathetic nervous system (PSNS) and sympathetic nervous system (SNS). PSNS is activated during meditative calm and during stress SNS is activated. When PSNS is activated, heart rate, breathing rate, blood pressure decreased. Supply of blood in the digestive tract increased. When SNS is activated heart rate, breathing rate, blood pressure increased. Supply of blood to the muscles and exterior organs increased and to the digestive tract decreased. In addition to these, there are many other parameters which can be compared. Parasympathetic Dominance (P.D.) is the state of PSNS activation and Sympathetic Dominance (S.D.) is the state of SNS activation. Instruments are available in medical science to measure these parameters.

Now we can assign numerical value to each parameter. Then put the value in the formula for S.Q. and see the result. We can show the calculation as mentioned below:

S.Q.= P.D./S.D. = Σ X / Σ Y
Where X=x1+x2+x3+ …….
And Y=y1+y2+y3+…….

During PSNS activation (P.D.), we assign ‘1’ to each parameter (x1+x2+x3+…..) and ‘0’ to each parameter (y1+y2+y3+…..). During SNS activation (S.D.), we assign ‘1’ to each parameter (y1+y2+y3+…) and ‘0’ to each parameter (x1+x2+x3+….).

By putting the numerical value, thus achieved, in the above formula for S.Q. we can calculate the Spiritual Quotient of an individual.

Sangtawal Sakranta said...

Hello buat sauadara anirudh kumar,

Terima kasih atas komen yang panjang lebar.

Pada mulanya saudara kata “mind” dan “brain” adalah dua entiti yang berlainan,

Tetapi bila anda membicarakan berkaitan dengan dengan Autonomic Nervous System yang terdiri dari Simpatetik dan parasimpatetik nervous system , saudara telah mulai keliru dengan mengatakan bahawa parasimpatetik nervous system itu berkaitan dengan mind! Padahal ia dibawah kerja brain! Bukankah nervous system itu boleh dilihat, sinaps dan ganglionnya? Kenapa nak kaitkan dengan spiritual pula?

Sila baca betul betul berkaitan physiology of Autonomic nervous system dan baca juga berkaitan dengan Hypothalamus dan pituitary gland in related dengan endocrine system.Satu lagi kesilapan saudara ialah bila mengaitkan parasimpatetik nervous system dengan optic kiasma, padahal ia adalah tempat optic nerve bersilang di brainstem , tak ada kena mengena dengan cakra yang saudara sebutkan itu!

Saya dah malas nak ulas lah pasal anatomy, physiology and other medical term … dah bosan! So saudara baca la sendiri! Tak payah nak terangkan disini la pada saya tentang medicine!

Satu lagi saudara, spiritual tak boleh diukur dengan persamaan-persamaan merapu yang saudara berikan tu…percayalah!

Simple je, kalau dah satu nilai tu dibahagikan dengan zero, reliable lagi ke jawapannya?

Tentang Ego, anda perlu juga baca Defence Mechanism in psychiatry dan dopamine action regulation dalam limbic system sebelum boleh bercakap pasal spiritual.baca juga pasal neurotransmitter seperti Acethilcoline dan enzim acethilcholinestrase yang bertindak di post synaptic junction dan bagaimana impuls sarah boleh bergerak melalui akson dan apakah sama kelajuannya bergerak jika axon tanpa myelin sheath?

Tentang Yoga, saudara boleh membaca artikel lama saya di sini :

http://sangtawal.blogspot.com/2009/06/hidupkan-jiwa-tasawuf-bhg-7-suluk-sufi.html

Akhir sekali, saya menyeru sauadara supaya masuk agama islam, dan carilah ketenangan dan alamilah sendiri perjalanan spiritual yang lebih hebat dalam islam!

Sila baca juga artikel di link bawah sini tentang pengakuan seorang profesor hindu tentang kebenaran Nabi Muhammad saw:

http://media.isnet.org/islam/Etc/NabiHindu.html

http://www.iol.ie/~afifi/BICNews/Mag/mag2.htm

terima kasih.

Anirudh Kumar Satsangi said...

Dear Sangtawal

Thank you very much for your very prompt reply but I could not follow what you have written. Would you like to give me its english version. Thanks a lot.

Anirudh Kumar Satsangi said...

Dear Sangtawal

I read english translation of your reply. I feel that you could not follow my article correctly. You need better understanding to follow what I have said in my article. I nowhere associated optic chiasma with parasympathetic nervous system. I just mentioned in my article that optic chisma is sixth chakra and it is closely situated to hypothalamus and ANS is largely under hypothalamic control. ANS is subdivided into SNS and PSNS. Their nerves are spread in the whole body. If we concentrate at optic chiasma it galvanized the activity of hypothalamus which ultimately influence autonomic mobilization.

Thanks

addean said...

SALAM SNGTAWAL..

TERIMA KASIH KERANA MENYIARKAN ARTIKEL GOD SPOT..SATU PENEMUAN BARU. SEPTUTNYA ORG ISLAM YG MENJUMPAINYA...TP XPELAH ALLAH ITU AR-RAHMAN ARRAHHIM..YG PLING PENTING APA YG DINYATAKAN DLM AL-QURAN ITU ADALAH BETUL DAN AKN TERBONGKAR SEGALA RAHSIA KEBENARANNYA KPD ORNG-ORNG YG TIDAK MEMPERCAYAAINYA...
PADA HEMAT SAYA GOD SPOT ITU HANYALAH ISTILAH UTK PENGANUT AGAMA LAIN. BG ORG ISLAM ADALH SESUAI KITA MENYEBUTNYA "MATA HATI". PERSOALANNYA APA YG PERLU DIKETAHUI TNTNG MATA HATI INI? INILAH MERUPAKAN SEBENAR-SEBENAR AKAL YG DICIPTAKAN UTK INSAN SUPAYA MEREKA KEMBALI MENGENAL TUHANNYA IAITU ALLAH S.W.T YG MAHA GHAIB. BAGAIMANA MUNGKIN AKAL MANUSIA YG BIASA DPT MENGENAL TUHAN KLAU BKAN DENGAN MATA HATI. BKANKAH AKAL YG KITA GUNA SIANG MALAM SEBELUM INI ADALAH TERHAD DAN TIDAK MAMPU PERGI JAUH HANYA SETAKAT BOLEH BERFIKIR DALAM RUANGAN DUNIA YG FANA INI. LEBIH DARI ITU ADALAH MUSTAHIL. KERANA ITULAH ALLAH SURUH KITA MELIHAT DLM DIRI KITA, KAJI DAN BELAJAR...DENGAN MATA HATI SAHAJA ISLAM AKAN BANGKIT...INSYAALAH MASA SUDAH HAMPIR....ISLAM AKAN KEMBALI SUBUR DI MUKA BUMI ALLAH YANG FANA INI...JANJI ALLAH ITU BENAR...

Anonymous said...

terima kasih pada en nazri yang mengarahkan saya ke blog Sang Tawal Sakranta ini...ttg god spot(titik tuhan) rasa janggal bila dialihbahasakan seolah tuhan itu bertitik dan bertempat dan ttg pendekatan atau approach esq165 pada pendapat saya yang bodoh ini.. sekadar menjentik minda manusia untuk mengenal/menyadari diri (tapi belum tentu dapat mengetahui/menilik diri krn ilmu Allah itu milik NYA yang Haq) dan membangun karakter positif dalam hidup spt mana tuntutan dalam agama2 lain juga. Kesian juga pd mrk yang mengganggap telah lulus dlm ijazah tassawuf dgn program 72 jam itu.. Pandang pada yang banyak lihat pada yang satu "tak kenal maka tak cinta"
utk esq pula "tak cuba maka tak tahu"
1,2,3 do re mi..apa nak jadi alif ba ta A,B,C.. salam dari saya.. suka banget sama artikel ini juga saya mohon share ya pak .. Asalamualaikum warahmatullah

beyondnafas said...

sekadar berkongsi sepucuk surat digital yg di terima dari jakarta..

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
posted by: Sang Mussafir

"pada suatu hari, kira-kira hari Jum'at dan kebetuan saya sendiri lupa akan tanggal berapa, teman saya membawa secarik kertas yang berisikan banyak tulisan-tulisan. seketika saya melihatnya ternyata tulisan itu berjudul "Kesesatan ESQ" langsung saya terkejut. ada apa dengan ESQ? bukankah ESQ adalah training untuk meningkatkan spiritualitas manusia untuk mencapai kesadaran Fitrah(Back to Zero)? saya lantas bertanya kepada teman saya : " dari mana anda dapatkan artikel ini?" lantas dia menjawabnya, "dari Yahoo groups". saya tanya lagi, "apakah betul bahwa artikel ini benar?". dia menjawab, sangatlah benar disertai bukti-bukti ESQ yang berbaju Syi'ah. lantas saya kembali memberi arahan, "wahh anda terlalu tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan dan pendapat. bagi saya training ini bagus, meningkatkan kesadaran Spiritualitas manusia untuk kembali kepada Tuhannya".

mengenai dialog di atas selanjutnya saya terkejut dan percaya tidak percaya bahwa ESQ bermanhaj Syi'ah Rafidhah yang banyak di tentang oleh para 'Ulamanya akibat pemahaman yang tidak berdasar Al-Qur'an dan As-Sunnah. tapi setelah saya fikir-fikir tidak seperti itu. ESQ bukanlah Manhaj keagamaan macam Ahlusunnah, Tassawuf, dan Syi'ah, ESQ adalah leadership training yang mengambil nilai nilai keislaman, dari sini sebenarnya kita sudah kesulitan untuk menyesatkan ESQ, terlebih ESQ adalah model training bukan suatu aliran atau mahzhab tertentu.

sebagai sebuah model training tentunya sah sah saja untuk mengambil dasar atau pijakan tertentu, dalam hal ini penelitian yang dilakukan oleh Danah Zoharr danV.S. Ramachandran tentang osilasi syaraf sinkron sehingga menimbulkan sensasi spiritual tertentu yang sering dikaitkan dengan "God Spot"(Titik Tuhan). karena ini adalah training leadership maka selayaknya para peserta baik di indonesia maupun di malaysia paham akan hal ini, dan mendudukkan training ini tidak bersifat keagamaan sehingga ada batas yang jelas, mana agama dan mana leadership training.

kalau kita menganggap ESQ adalah agama maka akan terjadi kebingungan juga karena keimanan seseorang diidentikan dengan god spot, dengan osilasi syaraf sinkron yang dalil ilmiahnya dari peneliti yahudi (ateis ?) dan yang diteliti adalah orang budha (tibet) dimana objek tuhannya adalah patung budha, yang tentunya ini berbeda dengan islam yang Tuhannya tidak berbentuk berhala (yg bisa dipersepsi). dan menurut beberapa kawan memang ESQ adalah bisnis murni (training leadership) sehingga kalau ini menjadi kecemburuan sangatlah tidak pas, karena memang tujuan awal dari ESQ adalah untuk peningkatan SDM(Sumber Daya Manusia) dan kita tahu yang namanya training SDM biaya nya mahalnya minta ampun, dan kita tidak pernah cemburu misalnya dengan training NLP(Neurolingusitic Program), Hipnolearning, dan training leadership lainnya. usul dari saya :

1. ESQ tidak perlu disesatkan karena ini bukan ranah AGAMA, apalagi mahzab dan Manhaj yang selalu di kait-kaitkan oleh pemahaman- pemahaman tertent. karena siapa saja disini boleh masuk
2. peserta sebaiknya menyadari benar bahwa ini adalah training leadership yg bernuansa islam, sehingga wajar saja kalau biaya untuk mengikuti training ini mahal (sama dengan training leadership model lainnya)
3. pihak ESQ sebaiknya merevisi terhadap hal hal yang bisa menimbulkan salah persepsi karena pesertanya kan mayoritas muslim

mudah-mudahan bisa di cerna pemahaman-pemahaman yang sering di kaitkan oleh tradisi-tradisi atau ritual-ritual yang "dilihat" menimbulkan kecemburuan sosial. sebaiknya dalam meneliti harus lebih berhati-hati dan teliti, sebab apa yang sudah kita simpulkan belum tentu benar bagi orang lain.

^ ^ Salaam Ukhwah ^ ^

mohd said...

Salaam, untuk melihat kebesaran kok perlu ke angkasa?

Lihat saja didalam diri sendiri, bagaimana dan darimana datangnya tenaga untuk menghidupkan jantung bagi mengepam darah keseluruh tubuh. bagaimana setiap alirian darah bertawaf mengelilingi jantung dengan adanya pulmonary artery, pulmonary vein, vena cava dan aorta.

Itulah salah satu dari bab mengenal diri, dimana pula diri yang batinnya? tiada yang zahir kalau tiada yang batinnya. Tiada tenaga dalam kalau tiada tenaga luarnya. Fikir-fikirkanlah semoga mendapat pencerahan.

Anonymous said...

salam... sy setuju dgn ulasan saudara mohd said....

Hendak lah berlapang dada serta berguru dgn mursyid...Inilah kebenaran rahsia yg dicemburui golongan2 iblis

jihadpena said...

Alhamdulillah, menarik perkongsian di sini. tentang suara hati, tentang mata hati..ROH, third eye, god spot. Izinkan Saya kongsikan pencarian seorang penulis dalam buku bertajuk Menyaksi rahsia bicara kasihNYA - menyelongkar kehebatan manusia sebagai khalifah. Ia ada kaitan tentang perkara di atas. Ilmu yang sudah ada dalam islam.

Izinkan berkongsi pendapat -Kalau nak bangkit kaji semula sejarah. Zaman sekarang dah macam keadaan jahiliyah. Semak semula sejarah, Allah utus Rasulullah sollallahualaihiwasalam dengan mengajak manusia kepada iman 13 tahun lamanya dengan LailahaillAllah rukun islam pertama, untuk memperbetulkan keadaan zaman jahiliyah. Jadi nak kembalikan ISlam, follow sejarah, bagaimana rasulullah Sollallahualaihiwasalam bangkit bersama sahabat. Dengan itu, kembalilah kekuatan Islam sebenar. 13 tahun , dengan rukun islam pertama, ilmu lailahaillAllah, perintah ALLAH dalam Surah Muhammad ï·º ayat 19. Falam annahu lailahaillAllah. Fa'lam Ketahuilah dengan ilmu..

Tapi, Yahudi takpuas hati, tak boleh terima, sebab Rasulullah sollallahualaihiwasalam bukan dari keturunan bani israel. kerana sebelum tu, para nabi adalah dari bangsa Israel. Jadi sesiapa yang membawa tentang LailahaillAllah, akan cuba dibunuh sebagimana para sahabat mati dibunuh seperti saidina umar alkhatab, Saidina uthman alaffan, sekarang pula diputarbelitkan dengan agenda yahudi, syiah dan sebagainya. supaya orang Islam takut. Jadi tertutuplah kekuatan Islam sebenar.

Roh tidak akan mampu diukur oleh yahudi. basic intro benar sama, saintifiknya ada dalam alquran, kenapa akal? kenapa qalbu? Cuma terma dah berbeza. Yahudi mengkaji kerana mereka menerima kitab injil, taurat yang datang jua dariNYA .. Tapi kesudahannya, kemuncaknya adadalah pada ilmu LailahaillAllah, al-Quran. Takkan diketahui keluasannya kerana bani israel menolaknya, sebab ego cemburu pada Rasulullahï·º , sebab baginda dari bangsa Quraisy bani Hashim, bukan Israel.

Jadi ilmuNya itu seolah-olah tertutup, oleh Yahudi, sukar disebarkan, kerana akan difitnah sebagaimana para sahabat dibunuh kerana membawanya.

tentang buku tu, ada di laman http://nak.la/bukumenyaksi
tentang sejarah ada di http://www.nurulaein.com/imbas-sejarah-ilmu-syahadah-lailahaillallah-bukan-ilmu-baru/

Lahaulawaquwwataillabillah
Amin