Artikel pilihan
Sumber: wikipedia
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang pernah ditubuhkan sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di Pulau Jawa timur. Kerajaan ini pernah menguasai pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi/Celebes, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.
Kerajaaan Majapahit
Penguasa Majapahit semasa zaman kegemilangannya ialah semasa zaman pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.
Majapahit ialah kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir dan masyhur di Nusantara. Didahului oleh kerajaan Srivijaya, yang berpusat Palembang di pulau Sumatra.
Pengasas Majapahit, Kertarajasa, anak menantu kepada penguasa Singhasari, juga berpusat di Jawa. Selepas Singhasari mengusir Srivijaya dari Jawa secara keseluruhannya pada tahun 1290, kekuasaan Singhasari mula menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim duta untuk mengutip ufti.
Kertanagara, pengasas kerajaan Singhasari, menolak untuk membayar ufti dan Khan memberangkatkan satu rombongan tiba di pantai Jawa tahun 1293. Pada ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri, Jayakatwang, sudah membunuh Kertanagara. Pegasas Majapahit bergabung tenaga dengan orang Mongolia untuk melawan Jayakatwang dan menyebabkan kerajaan Singhasari musnah serta memaksa sekutunya Mongol untuk menarik diri secara kelam-kabut.
Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluaskan kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Beberapa tahun selepas kematian Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menawan Palembang dan menakluk daerah terakhir kerajaan Sriwijaya.
Walaupun pengasas Majapahit melebarkan kekuasaan mereka ke tanah seberang di seluruh Nusantara dan membinasakan kerajaan-kerajaan jiran , fokus mereka adalah untuk menguasai dan memonopoli perdagangan komersil antara pulau.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para mubaligh mula memasuki Nusantara. Selepas mencapai puncaknya pada abad ke-14, tenaga Majapahit beransur-ansur lemah dan perang yang mulai dari tahun 1401 dan berlangsung selama empat tahun melemahkan Majapahit. Setelah ini Majapahit ternyata tak dapat menguasai Nusantara lagi.
Kehancuran Majapahit kira-kira terjadi pada sekitar tahun 1500-an meskipun di Jawa ada sebuah khronogram atau candrasengkala yang berbunyi seperti ini: sirna hilang kretaning bumi. Sengkala ini kononnya adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebaga 0041 = 1400 Saka => 1478 Masehi. Erti daripada sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi (Majapahit)”.
Raja-raja Majapahit
1.Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 - 1309)
2.Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3.Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4.Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5.Wikramawardhana (1389 - 1429)
6.Suhita (1429 - 1447)
7.Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8.Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
9.Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
10.Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1968)
11.Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
12.Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
Majapahit civilization :
Artikel Pilihan ke-2 :
Sumber:
http://arkeologi.fib.ui.edu/index.php?option=com_content&task=view&id=103&Itemid=5
Tajuk : Sandyakala Ing Majapahit : Keruntuhan Kerajaan Hindu-Buddha Nusantara
Oleh : Dr. Agus Aris Munandar. FIB, UI
Awal Kesuraman
Pada tahun 1389 Masehi (1311 Saka) mangkatlah Rajasanagara (Hayam Wuruk) raja terbesar Majapahit, ketika kerajaan itu berada di puncak kejayaannya. Tafsiran yang dapat diangkat dari berita kitab Pararaton adalah bahwa raja tersebut didharmakan di daerah Tanjung, nama candi pendharmaannya Paramasukhapura. Di kalangan para ahli arkeologi terdapat interpretasi bahwa Paramasukhapura tersebut terletak di lereng utara Gunung Wilis, mungkin dekat dengan situs Candi Ngetos sekarang di wilayah Kabupaten Nganjuk. Memang sungguh menarik untuk ditelisik lebih lanjut bahwa candi untuk raja terbesar Majapahit tersbut sekarang tiada ditemukan lagi secara pasti, sementara sejumlah candi untuk sanak kerabatnya masih bertahan hingga sekarang di beberapa daerah Jawa Timur bekas tlatah kerajaan itu dahulu.
Sepeninggal Rajasanagara tampil tokoh penguasa Majapahit yang baru, yaitu Wikramawarddhana yang menikah dengan Kusumawarddhani putri Hayam Wuruk. Wikramawarddhana hanya memerintah selama 12 tahun, sekitar tahun 1400 ia mengundurkan diri menjadi seorang pertapa (bhagawan), tahta Majapahit diserahkan kepada putrinya yang bernama Suhita. Sebenarnya yang layak memerintah adalah putra mahkota kakak Suhita yang bernama Bhra Hyang Wekasing Sukha, namun ia mangkat pada tahun 1399 sebelum ditahbiskan menjadi raja.
Naik tahtanya Suhita sebagai ratu Majapahit ternyata tidak disukai oleh salah seorang putra Hayam Wuruk yang berasal dari selir, ialah Bhattara i Wirabhumi (Bhre Wirabhumi) walaupun ia telah menjadi penguasa di daerah Balambangan.
Demikianlah masalah ketidakpuasan terhadap penguasa, hak untuk berkuasa, yang berujung kepada perebutan kekuasaan dalam bentuk peperangan yang sangat berdarah adalah faktor-faktor mendasar yang menjadi titik awal keruntuhan Wilwatikta.
Dalam pada itu serangan dari kerajaan Islam Bintara (Demak) hanyalah peristiwa pamungkas yang menyebabkan lenyapnya Majapahit dari Tanah Jawa, karena sebelumnya telah terdapat serangkaian pemicu ke arah runtuhnya Majapahit di awal abad ke-16 M.
Parereg meletus pada tahun 1401 M sebagai bentuk ketidakpuasan dan rasa berhaknya Bhre Wirabhumi atas tahta Majapahit. Mulai tahun itu hingga tahun-tahun selanjutnya Majapahit diriuhkan oleh peperangan antara Wikramawarddhana yang berkuasa di kadaton kulon melawan Bhre Wirabhumi yang memimpin penyerangan dari kadaton wetan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya Paregreg yang baru usai tahun 1406, rakyat Majapahitlah yang menderita, pastinya aktivitas pertanian menurun, hubungan niaga dengan wilayah luar Jawa terganggu, apalagi citra Majapahit di mata kerajaan-kerajaan mitra satata di rantauan Asia Tenggara menjadi tidak berwibawa lagi.
Menuju Tenggelamnya Surya Majapahit
Setelah Bhre Wirabhumi dapat dikalahkan oleh pihak Wikramawarddhana berkat bantuan Bhre Tumapel Bhra Hyang Parameswara, maka Suhita melanjutkan pemerintahannya di Majapahit hingga wafatnya pada tahun 1447 M dan didharmakan di Singhajaya.
Karena Suhita tidak mempunyai anak, maka singgasana Majapahit kemudian diduduki oleh adiknya, yaitu Bhre Tumapel Kertawijaya (1447—1451 M). Pada masa pemerintahannya ia mengeluarkan prasasti Waringin Pitu yang bertarikh 1369 Saka (22 Nopember 1447 M). Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa Majapahit pada dewasa itu mempunyai 14 orang penguasa daerah sebagai berikut: (1) Batari Daha, (2) Batari Jagaraga, (3) Batara Kahuripan, (4) Batari Tanjungpura, (5) Batari Pajang, (6) Batari Kembang Jenar, (7) Batari Wengker, (8) Batari Kabalan, (9) Batara Tumapel, (10) Batara Singapura, (11) Batara Matahun, (12) Batara Wirabumi, (13) batara Keling, dan (14) Batari Kalinggapura.
Berita dari prasasti Waringin Pitu tentang para penguasa daerah tersebut menunjukkan bahwa wilayah sebenarnya terbagi dalam beberapa kerajaan daerah yang mengakui kedudukan raja di kedaton Majapahit sebagai penguasa tunggal atas daerah-daerah tersebut. Penguasa selanjutnya adalah Bhra Pamotan dengan epitet Sri Rajasawarddhana Dyah Wijayakumara yang berkuasa antara tahun 1451—1453 M.Asal-usul tokoh ini tidak begitu jelas, dugaan sementara bahwa dia sangat mungkin salah seorang putra Wikramawarddhana pula, mungkin dari seorang selirnya. Pararaton menyebutkan bahwa pada waktu Rajasawarddhana berkuasa ia berkedudukan di Keling-Kahuripan. Terdapat asumsi bahwa ia tidak berkedudukan di ibukota Majapahit, melainkan memindahkan pusat pemerintahannya di wilayah Keling-Kahuripan. Keadaan itu mungkin ada hubungannya dengan kekalutan politik berkenaan dengan tahta yang didudukinya. Setelah ia meninggal menurut Pararaton kemudian didharmakan di Sepang.
Pararaton mencatat bahwa dalam masa 3 tahun kemudian tidak ada raja di Majapahit (interregnum). Hal ini sungguh menarik karena selama 3 tahun itu tidak ada tokoh yang dapat mengampu kerajaan yang kejayaannya hampir pudar tersebut. Surya Majapahit yang biasa dijumpai di batu sungkup candi-candi zaman itu dan menjadi menjadi ciri kesenian Majapahit agaknya hampir tenggelam. Dalam keadaan terluka dan lemah akibat konflik internal, Majapahit masih mampu melanjutkan keberadaannya sepanjang abad ke-15 M sampai keruntuhannya.
Sandyakala ing Majapahit
Pada tahun 1456 tampillah Dyah Suryawikrama Girisawarddhana sebagai penguasa Majapahit yang memerintah selama 10 tahun. Raja tersebut ialah salah seorang anak dari Bhre Tumapel Kertawijaya, dalam Pararaton Dyah Suryawikrama dikenal dengan sebutan Bhra Hyang Purwwawisesa yang setelah meninggal dicandikan di Puri. Menilik masa pemerintahannya yang relatif lama dapat diduga bahwa kedudukannya sebagai raja Majapahit agaknya mendapat sokongan dan kepercayaan dari para penguasa daerah.
Raja selanjutnya yang memerintah di Majapahit adalah Bhre Pandan Salas, ia dikenal pula dengan gelar resminya Dyah Suraprabhawa Singhawikramawarddhana. Hal yang menarik dikemukakan oleh Pararaton bahwa raja Dyah Suraprabhawa hanya memerintah selama 2 tahun, kemudian menyingkir meninggalkan keratonnya. Menyingkirnya Dyah Surabrabhawa dari istana Majapahit sangat mungkin disebabkan oleh adanya serangan dari pihak lain yang juga menginginkan tahta.
Dalam tahun 1473 M, ia masih mengeluarkan prasasti Pamintihan yang isinya antara lain bahwa Dyah Suraprabhawa atau Bhre Pandan Salas mengaku diri sebagai raja Majapahit, dan menyebut dirinya sebagai “sri maharajadhiraja yang menjadi pemimpin raja-raja keturunan tuan gunung” (sri giripatiprasutabhupatiketubhuta). Tokoh ini disebut sebagai “penguasa tunggal di Tanah Jawa” (yawabhumyekadhipa) oleh Mpu Tanakung dalam manggala kakawin Siwaratrikalpa gubahannya.
Apabila disesuaikan dengan berita Pararaton yang menyatakan bahwa Bhre Pandan Salas hanya memerintah selama 2 tahun. Mungkin dapat diartikan bahwa masa 2 tahun itu hanyalah ketika ia masih menduduki tahtanya di kota Majapahit. Kemudian karena adanya serangan ia terpaksa menyingkir ke pedalaman (wilayah Tumapel) untuk meneruskan pemerintahannya, mengeluarkan prasasti, serta menjadi pelindung pujangga yang menggubah kakawin keagamaan.
Tokoh yang menyebabkan Bhre Pandan Salas harus meninggalkan Majapahit ialah Bhre Kertabhumi yang ingin pula berkuasa di Majapahit. Bhre Kertabhumi adalah anak bungsu dari raja terdahulu Majapahit, yaitu Rajasawarddhana (1451—1453 M) sebelum terjadinya masa interregnum.
Bhre Pandan Salas atau Dyah Suraprabawa terus memerintah sebagian besar wilayah Majapahit dengan berkedudukan di Tumapel sampai tahun 1474 M. Sepeninggal Bhre Pandan Salas kedudukannya digantikan oleh anaknya yaitu Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Pada awalnya ia masih berkedudukan di Kling, namun ia kemudian berhasil merebut tahta Majapahit dari tangan Bhre Kertabhumi. Pararaton mencatat bahwa pada tahun Saka “sunya-nora-yuganing-wong” (1400 S/1478 M) Bhre Kertabhumi wafat di keraton, mungkin akibat serangan Dyah Ranawijaya yang berhasil merebut kembali kota Majapahit setelah ayahandanya, Dyah Suraprabhawa berhasil disingkirkan oleh Bhre Kertabhumi.
Dalam Serat Kanda dicantumkan candrasangkala “sirna-ilang-kerta ning bhumi” yang menunjuk tahun 1400 Saka sebagai waktu jatuhnya Majapahit akibat serangan tentara Islam Demak ke wilayah Sengguruh untuk menaklukan raja Brawijaya. Angka tahun 1400 S (1478 M) dalam Serat Kanda itu tidak sesuai jika dipakai untuk menandai tahun kejatuhan Majapahit ke tangan tentara Demak, karena Pararaton jelas mencatat bahwa tahun 1478 M itu adalah tewasnya raja Kertabhumi di keraton Majapahit, mungkin sekali karena serangan Dyah Ranawijaya.
Majapahit masih tetap berdiri setelah tahun 1478 M, sebab Dyah Ranawijaya masih mengeluarkan prasasti-prasastinya pada tahun 1486 M. Begitupun kegiatan keagamaan yang bercorak kehinduan di lereng barat Gunung Penanggungan (Pawitra) masih terus bertahan hingga paruh pertama abad ke-16 M. Artinya setelah direbutnya kota Majapahit oleh Dyah Ranawijaya sampai beberapa tahun lamanya kerajaan itu masih bertahan, bahkan para musafir dan pedagang Portugis masih mencatat bahwa Majapahit sebagai kerajaan kafir masih berdiri antara tahun 1512—1518 sesuai dengan berita-berita orang Eropa pertama yang berkunjung ke Nusantara.
Penelitian terakhir yang telah dilakukan ikhwal keruntuhan Majapahit menyatakan bahwa kerajaan itu runtuh antara tahun 1518—1521 M. Memang benar akibat serangan tentara Demak, namun berdasarkan perbandingan data yang terdapat dari berita-berita Eropa yang layak dipercaya, pemimpin penyerangan ke Majapahit itu ialah Pati Unus bukannya Raden Patah. Tokoh inilah yang berhasil mengalahkan raja Majapahit terakhir Dyah Ranawijaya, berarti ia dapat membalaskan kekalahan kakeknya, yaitu Bhre Kertabhumi yang dahulu berhasil ditewaskan oleh serangan Dyah Ranawijaya di kedaton Majapahit.
Berita-berita tradisi memang menyatakan bahwa Raden Patah adalah putra raja Majapahit Brawijaya. Kitab Purwaka Caruban Nagari secara lebih jelas mengidentifikasik Kitab Purwaka Caruban Nagari secara lebih jelas mengidentifikasikan bahwa raja Brawijaya Kertabhumilah yang menjadi ayahanda Raden Patah, namun para penyusun sumber-sumber tradisi itu seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda telah mengacaukan peristiwa sejarah yang terjadi. Maklum kedua sumber sejarah Jawa itu ditulis dalam masa yang jauh lebih kemudian, sehingga ingatan terhadap peristiwa sejarah di masa lampau telah menjadi samar-samar.
Mengenai klimaks keruntuhan Majapahit diuraikan dengan agak panjang dalam Babad Tanah Jawi:
“Lengkaplah para wali berunding dengan para mukmin. Setelah selesai berunding mereka berpencar menuju Majapahit dengan membawa banyak senjata. Samudera meluap. Ketika mereka sampai di Majapahit, gempar orang senegeri itu. Majapahit telah terkepung, banyak prajurit berbalik. Adipati Bintara dan adiknya masuk lewat pintu Utara. Mereka telah memasuki kota. Para prajurit gemetar ketakutan melihat mereka.
Brawijaya segera berkata,
“Syukurlah anakku datang, Adipati Bintara. Ayo Patih, segera kita naik ke tempat yang tinggi, aku ingin melihat anakku. Ya Patih, aku sangat rindu, karena telah lama tidak bertemu”. Sang Raja naik ke halaman yang tinggi dan dapat melihat putranya. Kemudian Sang Raja Brawijaya gaib. Patih pun tidak ketinggalan beserta orang-orang yang setia berbakti kepada raja. Puri telah kosong, di luar sangat ribut, sangat menakutkan. Deru suara orang-orang yang gaib jatuh ke samudera, bagaikan dibakar…”
Pada bagian lain Babad Tanah Jawi mengungkapkan:
“Adipati Bintara memasuki keraton. Sangat sunyi keadaannya karena telah ditinggalkan orang, semua mengikuti Brawijaya. Sang Adipati lemas tidak dapat berkata-kata, hatinya pedih. Ia merasa sebagai putra raja. Sang Adipati Bintara keluar, mewartakan hal itu kepada semua prajurit. Demikianlah mereka pun kembali ke Bintara”
Sebagai hasil historiografi tradisional uraian Babad Tanah Jawi tetap harus diperhatikan secara cermat, para pembaca di masa kini mestinya harus lebih arif dalam menafsirkan peristiwa keruntuhan Majapahit tersebut. Sangat mungkin memang benar Brawijaya Kertabhumi sangat rindu dengan putranya, Raden Patah yang menjadi Adipati di Bintara dan telah lama tidak datang menghadap. Ketika datang serangan ke Majapahit, Brawijaya menganggapnya sebagai kedatangan Adipati Bintara dengan pasukannya sampai ia dan patihnya bergegas menaiki sitinggil di lingkungan halaman keraton untuk menyambutnya. Ternyata yang datang adalah bala-tentara Dyah Ranawijaya, sehingga ia tidak siap untuk bertempur, maka tewaslah sang raja di kedaton Majapahit.
Dalam pada itu Raden Patah mungkin berusaha membantu ayahandanya, tetapi terlambat. Kekalahan Brawijaya Kertabhumi atas Dyah Ranawijaya itu baru kemudian dibalas oleh putra Raden Patah, yaitu Pati Unus yang sekaligus mengakhiri kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha Majapahit yang telah lama dikenal di Nusantara.
Klik Sini untuk melihat Candi Prambanan
Sumber: wikipedia
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang pernah ditubuhkan sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di Pulau Jawa timur. Kerajaan ini pernah menguasai pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi/Celebes, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.
Kerajaaan Majapahit
Penguasa Majapahit semasa zaman kegemilangannya ialah semasa zaman pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.
Majapahit ialah kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir dan masyhur di Nusantara. Didahului oleh kerajaan Srivijaya, yang berpusat Palembang di pulau Sumatra.
Pengasas Majapahit, Kertarajasa, anak menantu kepada penguasa Singhasari, juga berpusat di Jawa. Selepas Singhasari mengusir Srivijaya dari Jawa secara keseluruhannya pada tahun 1290, kekuasaan Singhasari mula menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim duta untuk mengutip ufti.
Kertanagara, pengasas kerajaan Singhasari, menolak untuk membayar ufti dan Khan memberangkatkan satu rombongan tiba di pantai Jawa tahun 1293. Pada ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri, Jayakatwang, sudah membunuh Kertanagara. Pegasas Majapahit bergabung tenaga dengan orang Mongolia untuk melawan Jayakatwang dan menyebabkan kerajaan Singhasari musnah serta memaksa sekutunya Mongol untuk menarik diri secara kelam-kabut.
Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluaskan kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Beberapa tahun selepas kematian Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menawan Palembang dan menakluk daerah terakhir kerajaan Sriwijaya.
Walaupun pengasas Majapahit melebarkan kekuasaan mereka ke tanah seberang di seluruh Nusantara dan membinasakan kerajaan-kerajaan jiran , fokus mereka adalah untuk menguasai dan memonopoli perdagangan komersil antara pulau.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para mubaligh mula memasuki Nusantara. Selepas mencapai puncaknya pada abad ke-14, tenaga Majapahit beransur-ansur lemah dan perang yang mulai dari tahun 1401 dan berlangsung selama empat tahun melemahkan Majapahit. Setelah ini Majapahit ternyata tak dapat menguasai Nusantara lagi.
Kehancuran Majapahit kira-kira terjadi pada sekitar tahun 1500-an meskipun di Jawa ada sebuah khronogram atau candrasengkala yang berbunyi seperti ini: sirna hilang kretaning bumi. Sengkala ini kononnya adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebaga 0041 = 1400 Saka => 1478 Masehi. Erti daripada sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi (Majapahit)”.
Raja-raja Majapahit
1.Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 - 1309)
2.Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3.Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4.Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5.Wikramawardhana (1389 - 1429)
6.Suhita (1429 - 1447)
7.Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8.Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
9.Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
10.Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1968)
11.Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
12.Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
Majapahit civilization :
Artikel Pilihan ke-2 :
Sumber:
http://arkeologi.fib.ui.edu/index.php?option=com_content&task=view&id=103&Itemid=5
Tajuk : Sandyakala Ing Majapahit : Keruntuhan Kerajaan Hindu-Buddha Nusantara
Oleh : Dr. Agus Aris Munandar. FIB, UI
Awal Kesuraman
Pada tahun 1389 Masehi (1311 Saka) mangkatlah Rajasanagara (Hayam Wuruk) raja terbesar Majapahit, ketika kerajaan itu berada di puncak kejayaannya. Tafsiran yang dapat diangkat dari berita kitab Pararaton adalah bahwa raja tersebut didharmakan di daerah Tanjung, nama candi pendharmaannya Paramasukhapura. Di kalangan para ahli arkeologi terdapat interpretasi bahwa Paramasukhapura tersebut terletak di lereng utara Gunung Wilis, mungkin dekat dengan situs Candi Ngetos sekarang di wilayah Kabupaten Nganjuk. Memang sungguh menarik untuk ditelisik lebih lanjut bahwa candi untuk raja terbesar Majapahit tersbut sekarang tiada ditemukan lagi secara pasti, sementara sejumlah candi untuk sanak kerabatnya masih bertahan hingga sekarang di beberapa daerah Jawa Timur bekas tlatah kerajaan itu dahulu.
Sepeninggal Rajasanagara tampil tokoh penguasa Majapahit yang baru, yaitu Wikramawarddhana yang menikah dengan Kusumawarddhani putri Hayam Wuruk. Wikramawarddhana hanya memerintah selama 12 tahun, sekitar tahun 1400 ia mengundurkan diri menjadi seorang pertapa (bhagawan), tahta Majapahit diserahkan kepada putrinya yang bernama Suhita. Sebenarnya yang layak memerintah adalah putra mahkota kakak Suhita yang bernama Bhra Hyang Wekasing Sukha, namun ia mangkat pada tahun 1399 sebelum ditahbiskan menjadi raja.
Naik tahtanya Suhita sebagai ratu Majapahit ternyata tidak disukai oleh salah seorang putra Hayam Wuruk yang berasal dari selir, ialah Bhattara i Wirabhumi (Bhre Wirabhumi) walaupun ia telah menjadi penguasa di daerah Balambangan.
Demikianlah masalah ketidakpuasan terhadap penguasa, hak untuk berkuasa, yang berujung kepada perebutan kekuasaan dalam bentuk peperangan yang sangat berdarah adalah faktor-faktor mendasar yang menjadi titik awal keruntuhan Wilwatikta.
Dalam pada itu serangan dari kerajaan Islam Bintara (Demak) hanyalah peristiwa pamungkas yang menyebabkan lenyapnya Majapahit dari Tanah Jawa, karena sebelumnya telah terdapat serangkaian pemicu ke arah runtuhnya Majapahit di awal abad ke-16 M.
Parereg meletus pada tahun 1401 M sebagai bentuk ketidakpuasan dan rasa berhaknya Bhre Wirabhumi atas tahta Majapahit. Mulai tahun itu hingga tahun-tahun selanjutnya Majapahit diriuhkan oleh peperangan antara Wikramawarddhana yang berkuasa di kadaton kulon melawan Bhre Wirabhumi yang memimpin penyerangan dari kadaton wetan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya Paregreg yang baru usai tahun 1406, rakyat Majapahitlah yang menderita, pastinya aktivitas pertanian menurun, hubungan niaga dengan wilayah luar Jawa terganggu, apalagi citra Majapahit di mata kerajaan-kerajaan mitra satata di rantauan Asia Tenggara menjadi tidak berwibawa lagi.
Menuju Tenggelamnya Surya Majapahit
Setelah Bhre Wirabhumi dapat dikalahkan oleh pihak Wikramawarddhana berkat bantuan Bhre Tumapel Bhra Hyang Parameswara, maka Suhita melanjutkan pemerintahannya di Majapahit hingga wafatnya pada tahun 1447 M dan didharmakan di Singhajaya.
Karena Suhita tidak mempunyai anak, maka singgasana Majapahit kemudian diduduki oleh adiknya, yaitu Bhre Tumapel Kertawijaya (1447—1451 M). Pada masa pemerintahannya ia mengeluarkan prasasti Waringin Pitu yang bertarikh 1369 Saka (22 Nopember 1447 M). Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa Majapahit pada dewasa itu mempunyai 14 orang penguasa daerah sebagai berikut: (1) Batari Daha, (2) Batari Jagaraga, (3) Batara Kahuripan, (4) Batari Tanjungpura, (5) Batari Pajang, (6) Batari Kembang Jenar, (7) Batari Wengker, (8) Batari Kabalan, (9) Batara Tumapel, (10) Batara Singapura, (11) Batara Matahun, (12) Batara Wirabumi, (13) batara Keling, dan (14) Batari Kalinggapura.
Berita dari prasasti Waringin Pitu tentang para penguasa daerah tersebut menunjukkan bahwa wilayah sebenarnya terbagi dalam beberapa kerajaan daerah yang mengakui kedudukan raja di kedaton Majapahit sebagai penguasa tunggal atas daerah-daerah tersebut. Penguasa selanjutnya adalah Bhra Pamotan dengan epitet Sri Rajasawarddhana Dyah Wijayakumara yang berkuasa antara tahun 1451—1453 M.Asal-usul tokoh ini tidak begitu jelas, dugaan sementara bahwa dia sangat mungkin salah seorang putra Wikramawarddhana pula, mungkin dari seorang selirnya. Pararaton menyebutkan bahwa pada waktu Rajasawarddhana berkuasa ia berkedudukan di Keling-Kahuripan. Terdapat asumsi bahwa ia tidak berkedudukan di ibukota Majapahit, melainkan memindahkan pusat pemerintahannya di wilayah Keling-Kahuripan. Keadaan itu mungkin ada hubungannya dengan kekalutan politik berkenaan dengan tahta yang didudukinya. Setelah ia meninggal menurut Pararaton kemudian didharmakan di Sepang.
Pararaton mencatat bahwa dalam masa 3 tahun kemudian tidak ada raja di Majapahit (interregnum). Hal ini sungguh menarik karena selama 3 tahun itu tidak ada tokoh yang dapat mengampu kerajaan yang kejayaannya hampir pudar tersebut. Surya Majapahit yang biasa dijumpai di batu sungkup candi-candi zaman itu dan menjadi menjadi ciri kesenian Majapahit agaknya hampir tenggelam. Dalam keadaan terluka dan lemah akibat konflik internal, Majapahit masih mampu melanjutkan keberadaannya sepanjang abad ke-15 M sampai keruntuhannya.
Sandyakala ing Majapahit
Pada tahun 1456 tampillah Dyah Suryawikrama Girisawarddhana sebagai penguasa Majapahit yang memerintah selama 10 tahun. Raja tersebut ialah salah seorang anak dari Bhre Tumapel Kertawijaya, dalam Pararaton Dyah Suryawikrama dikenal dengan sebutan Bhra Hyang Purwwawisesa yang setelah meninggal dicandikan di Puri. Menilik masa pemerintahannya yang relatif lama dapat diduga bahwa kedudukannya sebagai raja Majapahit agaknya mendapat sokongan dan kepercayaan dari para penguasa daerah.
Raja selanjutnya yang memerintah di Majapahit adalah Bhre Pandan Salas, ia dikenal pula dengan gelar resminya Dyah Suraprabhawa Singhawikramawarddhana. Hal yang menarik dikemukakan oleh Pararaton bahwa raja Dyah Suraprabhawa hanya memerintah selama 2 tahun, kemudian menyingkir meninggalkan keratonnya. Menyingkirnya Dyah Surabrabhawa dari istana Majapahit sangat mungkin disebabkan oleh adanya serangan dari pihak lain yang juga menginginkan tahta.
Dalam tahun 1473 M, ia masih mengeluarkan prasasti Pamintihan yang isinya antara lain bahwa Dyah Suraprabhawa atau Bhre Pandan Salas mengaku diri sebagai raja Majapahit, dan menyebut dirinya sebagai “sri maharajadhiraja yang menjadi pemimpin raja-raja keturunan tuan gunung” (sri giripatiprasutabhupatiketubhuta). Tokoh ini disebut sebagai “penguasa tunggal di Tanah Jawa” (yawabhumyekadhipa) oleh Mpu Tanakung dalam manggala kakawin Siwaratrikalpa gubahannya.
Apabila disesuaikan dengan berita Pararaton yang menyatakan bahwa Bhre Pandan Salas hanya memerintah selama 2 tahun. Mungkin dapat diartikan bahwa masa 2 tahun itu hanyalah ketika ia masih menduduki tahtanya di kota Majapahit. Kemudian karena adanya serangan ia terpaksa menyingkir ke pedalaman (wilayah Tumapel) untuk meneruskan pemerintahannya, mengeluarkan prasasti, serta menjadi pelindung pujangga yang menggubah kakawin keagamaan.
Tokoh yang menyebabkan Bhre Pandan Salas harus meninggalkan Majapahit ialah Bhre Kertabhumi yang ingin pula berkuasa di Majapahit. Bhre Kertabhumi adalah anak bungsu dari raja terdahulu Majapahit, yaitu Rajasawarddhana (1451—1453 M) sebelum terjadinya masa interregnum.
Bhre Pandan Salas atau Dyah Suraprabawa terus memerintah sebagian besar wilayah Majapahit dengan berkedudukan di Tumapel sampai tahun 1474 M. Sepeninggal Bhre Pandan Salas kedudukannya digantikan oleh anaknya yaitu Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Pada awalnya ia masih berkedudukan di Kling, namun ia kemudian berhasil merebut tahta Majapahit dari tangan Bhre Kertabhumi. Pararaton mencatat bahwa pada tahun Saka “sunya-nora-yuganing-wong” (1400 S/1478 M) Bhre Kertabhumi wafat di keraton, mungkin akibat serangan Dyah Ranawijaya yang berhasil merebut kembali kota Majapahit setelah ayahandanya, Dyah Suraprabhawa berhasil disingkirkan oleh Bhre Kertabhumi.
Dalam Serat Kanda dicantumkan candrasangkala “sirna-ilang-kerta ning bhumi” yang menunjuk tahun 1400 Saka sebagai waktu jatuhnya Majapahit akibat serangan tentara Islam Demak ke wilayah Sengguruh untuk menaklukan raja Brawijaya. Angka tahun 1400 S (1478 M) dalam Serat Kanda itu tidak sesuai jika dipakai untuk menandai tahun kejatuhan Majapahit ke tangan tentara Demak, karena Pararaton jelas mencatat bahwa tahun 1478 M itu adalah tewasnya raja Kertabhumi di keraton Majapahit, mungkin sekali karena serangan Dyah Ranawijaya.
Majapahit masih tetap berdiri setelah tahun 1478 M, sebab Dyah Ranawijaya masih mengeluarkan prasasti-prasastinya pada tahun 1486 M. Begitupun kegiatan keagamaan yang bercorak kehinduan di lereng barat Gunung Penanggungan (Pawitra) masih terus bertahan hingga paruh pertama abad ke-16 M. Artinya setelah direbutnya kota Majapahit oleh Dyah Ranawijaya sampai beberapa tahun lamanya kerajaan itu masih bertahan, bahkan para musafir dan pedagang Portugis masih mencatat bahwa Majapahit sebagai kerajaan kafir masih berdiri antara tahun 1512—1518 sesuai dengan berita-berita orang Eropa pertama yang berkunjung ke Nusantara.
Penelitian terakhir yang telah dilakukan ikhwal keruntuhan Majapahit menyatakan bahwa kerajaan itu runtuh antara tahun 1518—1521 M. Memang benar akibat serangan tentara Demak, namun berdasarkan perbandingan data yang terdapat dari berita-berita Eropa yang layak dipercaya, pemimpin penyerangan ke Majapahit itu ialah Pati Unus bukannya Raden Patah. Tokoh inilah yang berhasil mengalahkan raja Majapahit terakhir Dyah Ranawijaya, berarti ia dapat membalaskan kekalahan kakeknya, yaitu Bhre Kertabhumi yang dahulu berhasil ditewaskan oleh serangan Dyah Ranawijaya di kedaton Majapahit.
Berita-berita tradisi memang menyatakan bahwa Raden Patah adalah putra raja Majapahit Brawijaya. Kitab Purwaka Caruban Nagari secara lebih jelas mengidentifikasik Kitab Purwaka Caruban Nagari secara lebih jelas mengidentifikasikan bahwa raja Brawijaya Kertabhumilah yang menjadi ayahanda Raden Patah, namun para penyusun sumber-sumber tradisi itu seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda telah mengacaukan peristiwa sejarah yang terjadi. Maklum kedua sumber sejarah Jawa itu ditulis dalam masa yang jauh lebih kemudian, sehingga ingatan terhadap peristiwa sejarah di masa lampau telah menjadi samar-samar.
Mengenai klimaks keruntuhan Majapahit diuraikan dengan agak panjang dalam Babad Tanah Jawi:
“Lengkaplah para wali berunding dengan para mukmin. Setelah selesai berunding mereka berpencar menuju Majapahit dengan membawa banyak senjata. Samudera meluap. Ketika mereka sampai di Majapahit, gempar orang senegeri itu. Majapahit telah terkepung, banyak prajurit berbalik. Adipati Bintara dan adiknya masuk lewat pintu Utara. Mereka telah memasuki kota. Para prajurit gemetar ketakutan melihat mereka.
Brawijaya segera berkata,
“Syukurlah anakku datang, Adipati Bintara. Ayo Patih, segera kita naik ke tempat yang tinggi, aku ingin melihat anakku. Ya Patih, aku sangat rindu, karena telah lama tidak bertemu”. Sang Raja naik ke halaman yang tinggi dan dapat melihat putranya. Kemudian Sang Raja Brawijaya gaib. Patih pun tidak ketinggalan beserta orang-orang yang setia berbakti kepada raja. Puri telah kosong, di luar sangat ribut, sangat menakutkan. Deru suara orang-orang yang gaib jatuh ke samudera, bagaikan dibakar…”
Pada bagian lain Babad Tanah Jawi mengungkapkan:
“Adipati Bintara memasuki keraton. Sangat sunyi keadaannya karena telah ditinggalkan orang, semua mengikuti Brawijaya. Sang Adipati lemas tidak dapat berkata-kata, hatinya pedih. Ia merasa sebagai putra raja. Sang Adipati Bintara keluar, mewartakan hal itu kepada semua prajurit. Demikianlah mereka pun kembali ke Bintara”
Sebagai hasil historiografi tradisional uraian Babad Tanah Jawi tetap harus diperhatikan secara cermat, para pembaca di masa kini mestinya harus lebih arif dalam menafsirkan peristiwa keruntuhan Majapahit tersebut. Sangat mungkin memang benar Brawijaya Kertabhumi sangat rindu dengan putranya, Raden Patah yang menjadi Adipati di Bintara dan telah lama tidak datang menghadap. Ketika datang serangan ke Majapahit, Brawijaya menganggapnya sebagai kedatangan Adipati Bintara dengan pasukannya sampai ia dan patihnya bergegas menaiki sitinggil di lingkungan halaman keraton untuk menyambutnya. Ternyata yang datang adalah bala-tentara Dyah Ranawijaya, sehingga ia tidak siap untuk bertempur, maka tewaslah sang raja di kedaton Majapahit.
Dalam pada itu Raden Patah mungkin berusaha membantu ayahandanya, tetapi terlambat. Kekalahan Brawijaya Kertabhumi atas Dyah Ranawijaya itu baru kemudian dibalas oleh putra Raden Patah, yaitu Pati Unus yang sekaligus mengakhiri kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha Majapahit yang telah lama dikenal di Nusantara.
Klik Sini untuk melihat Candi Prambanan
When will be the good day the Orang Asli come forward to utter their rightful word - "you all go back to your land of origin and leave us alone". Then malays, Indians and Chinese etc, can all pack and leave Malaysia for good.
ReplyDeleteIn an inspiring documentary produced by Discovery Channel tracing the origins of the human "Eve", archeologist Dr Majid established that the present-day Negritos are the descendants of the earliest human migrants from coastal Africa. This is based on mitochondria DNA as well as material history.
ReplyDeleteDoes this mean that the Negritos, being the first inhabitants of a geographic space that is now known as Malaysia, are the real "Bumis"?
Historians would have us believe that a second wave of migration from the Asian mainland saw the displacement of the Negritos by another group, also known as the Proto-malays. Today, we do not distinguish between the two groups and collectively call them all Orang Asli - the original peoples.
Since this is a malay term and not a neo-colonialist construction, it simply means that the malays themselves acknowledge that they are not the original peoples as they had encountered the Orang Asli on their arrival in the malay Peninsula and differentiated themselves from this first two groups.
Present-day malays, constituting a third wave, came much later, hence the term Deutro-malays. This means that successive waves of migrations have left sediments of linguistic, culture and beliefs imprints here in Malaysia. But because of the coherence of malay culture, the whole region came to be known as the malay world or 'Alam melayu'.
This world was at the crossroads of international trade and the malays were active participants of this exchange of goods and services.
Their world was open-minded, tolerant and plural. From animism, to Hindu-Buddhism and latterly Islam, the malay world was open to foreign influences.
Without any doubt, the Indians and the Chinese have been welcome here for many centuries. Some traded, married local women and established long-standing ties with the malays.
Some of these "Peranakan" communities have been living in modern-day Malaysia far longer than some Indonesian communities.
But to the malays, Indonesians of all shades whether Mandailing, Javanese or Batak are of the same root. They are not seen as immigrants although with the rising rate of crime in Malaysia and its attribution to Indonesian migrant workers, this view may soon change.
There is no question about this underlying malay cultural context to modern Malaysia and Indonesia. The latter maybe a bit different due to the great influence of the Javanese but is essentially part of the malay world. With the emergence of the nation state, we have to define what is Malaysian.
In the case of the latter, we have failed to achieve a consensus.
If the divide between the bumi and non-bumi is to be enshrined as part of the national identity, then there is no such thing as 'Malaysian'.
If a Malaysian is anyone with a Malaysian passport, then there needs to be equality among the ethnic groups.
The real challenge is to think out of this box. Does it really matter if one's ancestor came from Indonesia, India or China? What really matters is the commitment to Malaysia and loyalty to the state, our imagined community.
Part 1 - The origin of pendatang:
ReplyDelete· Malays - come from Indonesia and Yunnan.
· Chinese - come from China.
· Indians - come from India.
Part 2 - Why they come to Malaysia:
· Malays - easy life, food aplenty around those days, like fish from the river etc.
· Chinese - looking for a living.
· Indians - looking for a living and goes back.
Part 3 - Pendatang's attitude:
· Malays - the words 'relax la', 'bantuan kerajaan' and 'cukup makan' are their daily words.
· Chinese - work, work and work but also spend.
· Indians - work, earn and save but spend little.
Looking at the mindsets of various pendatang. You tell me is it possible to be one Bangsa Malaysia? Never! For oil will never mix with water.
If you tell the Chinese to close down Chinese schools, the children will not taught to be hardworking anymore, so they become lazy and can they ask for bantuan kerajaan?
No! Right? So let the Chinese have more Chinese schools to teach the principle of hardworking, integrity, trustworthy etc, thus others can get more shares.
Those days the government control the Chinese schools is because of communist. Now where got communist again? Bodoh!
According to a recent study through secret agency, Nihon Himitsu Oruganitsum Bureau, shows that malays were descended from the hybrid between hog/boar and baboon, hence explains why they look like baboon and they don't eat pork.
ReplyDeleteOur latest DNA analysis confirmed the fact.
The Japanese, Europeans etc, all eat pork, so does that mean they are all dirty and only the malays and Arabs are clean?
These malays have no brains to think properly.
The secret agency study also finds that Muslims are more violent, lazy, cunning and barbaric due to the lack of pork in their meal and the wrong doctrine.
They had been misled by Quran for generations which was copied and twisted by Muhammad from Holy Bible just to control his followers so that they don't harm their same species/ancestor (the hybrid between hog/boar and baboon).
Got NEP, you complain! Abolish NEP, you make noise!
ReplyDeleteBecome Ali Baba, you lament! Ask you to work hard, you don't want!
And you keep on blaming other communities for everything!
"Pathetic" is the word my malay friends!
I feel I am not very comfortable with Indonesia. The government, when think of it, it is also quite funny.
ReplyDeleteFirst, they don't want Chinese to be in their country. Good, kill Chinese and get them out of the country. After when they are no Chinese in Indonesia, now look at the country - A junk country. Useless currency, the country is overpopulated with uneducated peoples.
No more Chinese in Indonesia mean no one do business there. Because 70% of the economy are control by Chinese. In addition, majority of the companies are own and run by Chinese.
And you? You are just a person filled with racial jealousy. Proof? Why should we prove anything to you? We are a prosperous and rich race, I couldn't care less if dirt crawler like you don't believe it. Back to the hole you came from!
Malay, you are in denial. You want evidence? Just open your eyes and see! All around you, in China, in Indonesia, in the TV, on the street, everywhere! Chinese are superior money makers!
Ha……….it is not about boosting our ego. I mean why would we have to? We have so much to be proud of already. It is a matter of truth.
I am sorry if you can't take the reality that malays aren't the ones who control a good amount of economy in South-East Asia. But it is not like you don't have anything to be proud of.
I am not thinking that our race is the best. I am talking the truth. Look at Indonesia before the riot, the country is stable and well. But after they have thrown all the Chinese away, the country has fallen. And lots of poor peoples there. The logic is already able to tell you.
Hahaha! Despite living in Malaysia, I already have second home in Perth. Why should I must live in Malaysia! What a fool!
I will pay loyalty to Australia. Why should I pay my loyalty to country like Malaysia which only care about their own ass malays? Where Chinese are treated as second class citizens there!
Why should I care about your people, and also I don't care about your people anymore. Because I am spending more time live at Australia. One day you will see your country become a second Iraq and collapse. You will see the time will come.
Malay, stop your stupid thinking. The truth is the truth. One more thing, you make the laugh when I think of, you can't even compete with the Chinese! Most Chinese think that your kind is crook. If you know where what I mean.
Your anti Chinese thinking will never improve your people. You should look into yourself before you insult other races.
You can't even compete with the Chinese, my friend. We are everywhere. Doing business, earning money. Anti Chinese is always anti China. Every word is against the China. Even China become superpower, you will find something to say China is bad. Ha!
It is extremely unwise for a Chinese to flaunt his wealth in Indonesia. He should have kept quiet about his wealth and stash away his money in a hidden Swiss Bank account.
A country is poor because of its own faults, don't blame others. China was extremely poor until the 1980s when it decided to drop its arrogant ideal and open its economy.
For example, if you want to be rich. What are you going to do? Of course, think logic and hard working. That is how a businessman will success. Don't blame anyone else if you are poor. Blame yourself for not smarter enough and work harder to be rich.
This is different - Chinese success in Indonesia, where the malays start killing Chinese is because of jealousy. And Indonesians should stop blaming Chinese for monopolizing the economy, because Indonesians themselves are quite lazy compared with ethnic Chinese.
What do you expect, his Indonesia homeland is weak and the peoples are poor. His culture stays in the bottom of the world. Maybe he should look into himself before commenting other races. What a shame!
But come on, Chinese culture is obviously superior to those countries in South-East Asia such as the Indonesia, Malaysia and Philippines.
China has had an ancient civilization and a long commercial tradition. It is no coincidence that Chinese have uniformly dominated the economies of this region for so long. It is a cultural difference, not a racial one.
If Indonesia, Malaysia and Philippines adopt Chinese culture and become Chinese way, they would be just as successfully. It is a matter of cultural values and a certain worldview.
The very foundation of Umno are lies - lies about May 13 riot, lies about secularity of constitution, lies about the special right, lies about supremacy of court, and of course lies about NEP.
ReplyDeleteHow can our accountability and transparency not be limited by the very lies of the foundation of our governance?
You stinking malay pig, please get the f***k back to your own land in Aceh or Jawa, whatever. Because this is Tanah Orang Asli and malay pig like you are pendatang!
ReplyDeleteTo non-malays……….time and time again we have said that the malays are from Jawa. I always say that they are from Aceh, Sumatra, etc - do you see anyone of these racists (obviously malays) objecting to that fact?
This is the truth and they cannot handle this. They don't dare say that because it is so true! Even Mahathir admitted recently - the origins of the malays are not Malaysia but Indonesia - Sumatra and island etc.
The real bumis are the natives of Borneo and the Orang Asli. Not these malay free loaders and wasted sperms.
"Son of the soil" incorrect! More appropriate term would be "Rapist of the soil"! Malays are pendatang, they called Chinese and Indians pendatang! Tak malu!
To malays pendatang from Indonesia, you are also enemy to Indonesia, stupid! Apa? Tak faham English? Makan tahi dan berambus balik ke Jawa! Setia kepada negara Indonesia! So are you, malay pig!
Aren't you a bloody hypocrite? You are not the Orang Asli of this country - you are an immigrant from Jawa, Sulawesi, all elsewhere - why did you come here to this country then?
Why not help your own country (or should I say your dilapidated kampung in Jawa) and improve the situation then? What……….what did you say? Oh you want a better life is it? I see - so what does that make you? A patriotic fake? Or a hypocrite with no substance?
Compare China and Indonesia - then tell me who is faring better in the international stage! You useless malay pig. At the end of the day - you work for me.
Obviously, you are worse than shit. Not pigs, for pigs are really smart animals. Tanah Melayu my ass! Orang Asli were here before your ancestors crept onto this land. Learn some history, ok? Of course, you can always change history! Tak malu kah!
You are sick in the brain, thanks to Mahathir!
Chinese got pissed off as not all Chinese are rich, but all work their asses off to make an honest living, while idiots like you think that you are entitled to riches without sweating. What discontent? After all the handouts all these years, you still couldn't get your acts together, and you want to blame others, the Chinese, the Indians? Where is your dignity?
What anger? You get angry at the Olympics because malays can't run faster than the Americans? The Aussies? The Chinese? (Just imagine some of you jokers made it to the Olympics, although none did!)
If you want to run amok, go ahead, join the apes and chimpanzees, your kind have been doing that at UPM, brainless monkeys they are, and so are you, go flock together.
The reason why malays tend to run "amok" is because of close relative breeding. Just like non-high breed dogs - brother have sex with the mother, and father marry their own sister, and the confusion goes on.
The end result is non-high breed dogs - that are difficult to train and tend to even bite their own master. Unlike the Chinese, they are very careful not to have too close relative marrying one another.
That is why you can see how Chinese excel in different part of the world. The Chinese are indeed a world race now, as China progress with such speed which is unknown off in any other race in the world!
Singapore is a fine example of Chinese superiority! Sad news for the malay race but then again it is the truth!
(Malay extremists racists are going to call you pendatang etc, even hang you upside down by your balls, for socking them in the balls where it hurts most, like you did.
But you have been brave in telling them the truth about the dark side of their race which explains why they are so backward. God be with you……….)
Rich and successful Chinese don't owe you a thing. Not so successful Chinese are working honestly to make ends meet. So, you either work, or go get fed in the ass by Mahathir, ok? He won't charge you for the ecstasy and the service you may receive.
You are nothing but scum. You give fellow malays a bad name. You make your parents lose face. When you look in the mirror, what do you see? A good-for-nothing idiot! That is all there is in you.
You are a babi hutan from either the jungle of Jawa or Sumatra. All you Umno malay pig are in fact pendatang to this Tanah Orang Asli. So get the f***k out of my country!
Cina yang dah nak bankrap macamni lah jadinya..
ReplyDeletetak usahla layan cina ni sebab sikit lagi dia nak bunuh diri kerana dah bankrap..ekonomi tak jalan..sekarang ni Melayu pulak nak kuasai ekonomi..sebab tu deorang dah jadi gila..
ReplyDeleteuntuk sesapa yg kata melayu tu pendatang...korg tak blaja sejarah ke? or saja2 nak ubah sejarah? melayu..kepulauan melayu..jawap!! kepulauan melayu adalah region dr indon...malaysia..singapura..brunei..selatan thailand..campa...sejarah mmg dah membukti kan kerajaan2 melayu lama mmg sentiasa bertukar2...dari malaysia ke indon..indon ke malaysia..sejarah tak bleh ubah la dei,..mmg dah kitorg penduduk asal region ni so sapa2 yg tak leh terima kenyataan silalah berambus dr malaysia ni..carik la mana2 negara lain yg korg suka..tak pun susah2 berambus balik ke negara asal korg la..susah apa nya..tgk mana bagus nasib korg duk kat negara asal korg dari duk sini..dah dijemput masuk nak lebih2 pulak.
ReplyDeleteTerima kasih atas komen – komen anda!ada diantara pemberi komen yang merasa dirinya bijak,IQ tinggi ,berbangsa maju dan kaya raya tetapi telah menggali kubur sendiri,lompat masuk dan mati katak dalam lubang .
ReplyDeleteInilah diantara mereka-mereka yang kononnya bijak! Ramai yang ciplak dari blog ini…sila (klik sini)
http://redssays.blogspot.com/2008/11/why-has-muslim-world-failed-to-develop.html?showComment=1229418780000#c6094639097784439981
Komen 1- dari reek ( Red Indian ?)
reek said...
on
February 19, 2009 1:16 PM
Jawapan saya :
Reek,kamu sendiri pun tidak percaya yang kamu ini bukan penduduk sebenar bumi Tanah Melayu ini.Jadi tutup mulut kamu dan belajar semula mata pelajaran sejarah atau tawarikh!apa yang pasti kamu adalah Orang Asli sebab kamu berkata begitu!tapi bukan orang asli tanah melayu tapi barangkali orang asli Afrika!
Status anda : Teruskan perjuangan dan misi anda!pusingan seterusnya menanti anda!
Komen 2- dari fargoman
fargoman said...
on
February 19, 2009 1:19 PM
Jawapan saya :
Saudara Fargoman,saya kesian kepada kamu,inilah tahap mentaliti kamu sebenarnya….kamu ciplak komen orang lain kat sini- http://redssays.blogspot.com/2008/11/why-has-muslim-world-failed-to-develop.html?showComment=1229418780000#c6094639097784439981..
lepas tu berlagak seperti orang pandai je kat blog saya..ni mesti dulu dulu kalau exam meniru skema jawapan atau dah dapat soalan bocor.lepas tu score dan kembang lubang hidung,hidup berjaya dengan cara menipu..itulah kamu!ni komen yang kamu tiru tu…tak malu ke? In inspiring documentary lah… Discovery Channel lah….think out of this box lah..bla bla bla…last last tiru je…..ni dia..komen dari orang yang bernama oversee yang kau tiru…tiru sebijik pulak tu..tak tambah atau edit lansung…memang dalam otak kamu penuh dengan air kencing babi!...
(oversee said...
In an inspiring documentary produced by Discovery Channel tracing the origins of the human 'Eve', archeologist Dr Majid established that the present-day Negritos are the descendants of the earliest human migrants from coastal Africa.
This is based on mitochondria DNA as well as material history.
Does this mean that the Negritos, being the first inhabitants of a geographic space that is now known as Malaysia, are the real 'Bumis'?
Historians would have us believe that a second wave of migration from the Asian mainland saw the displacement of the Negritos by another group, also known as the Proto-malays. Today, we do not distinguish between the two groups and collectively call them all Orang Asli - the original peoples.
Since this is a malay term and not a neo-colonialist construction, it simply means that the malays themselves acknowledge that they are not the original peoples as they had encountered the Orang Asli on their arrival in the malay Peninsula and differentiated themselves from this first two groups.
Present-day malays, constituting a third wave, came much later, hence the term Deutro-malays.
This means that successive waves of migrations have left sediments of linguistic, culture and beliefs imprints here in Malaysia. But because of the coherence of malay culture, the whole region came to be known as the malay world or 'Alam melayu'.
This world was at the crossroads of international trade and the malays were active participants of this exchange of goods and services. Their world was open-minded, tolerant and plural. From animism, to Hindu-Buddhism and latterly Islam, the malay world was open to foreign influences.
Without any doubt, the Indians and the Chinese have been welcome here for many centuries. Some traded, married local women and established long-standing ties with the malays.
Some of these 'Peranakan' communities have been living in modern-day Malaysia far longer than some Indonesian communities.
But to the malays, Indonesians of all shades whether Mandailing, Javanese or Batak are of the same root. They are not seen as immigrants although with the rising rate of crime in Malaysia and its attribution to Indonesian migrant workers, this view may soon change.
There is no question about this underlying malay cultural context to modern Malaysia and Indonesia. The latter maybe a bit different due to the great influence of the Javanese but is essentially part of the malay world. With the emergence of the nation state, we have to define what is Malaysian.
In the case of the latter, we have failed to achieve a consensus. If the divide between the bumi and non-bumi is to be enshrined as part of the national identity, then there is no such thing as 'Malaysian'.
If a Malaysian is anyone with a Malaysian passport, then there needs to be equality among the ethnic groups.
The real challenge is to think out of this box. Does it really matter if one's ancestor came from Indonesia, India or China?
What really matters is the commitment to Malaysia and loyalty to the state, our imagined community.
Wed Dec 17, 03:14:00 AM MYT )
Status anda :
Tewas sebelum berjuang,sila keluar gelanggang dan pergi menuntut ilmu banyak-banyak lagi!anda pejuang palsu dan pondan!
Komen 3- dari miya
miya said...
on
February 19, 2009 1:22 PM
Jawapan saya buat Miya :
Ni sekor lagi yang suka menipu….perasan cerdik juga ni…dalam komen kamu pada posting saya yang lepas..kau pun tiru dan copy kat sini(klik sini).Mungkin komen yang ni pun kau copy paste jugak!
Aku jawab la sikit..sebagai tanda hormat dan terima kasih atas kunjungan kamu disini.
The origin of pendatang….dah tahu kau datang dari cina…cukup lah tu…komen yang lepas kau kata warga asal sabah dan Sarawak…mana satu yang betul???semua petroleum kat nusantara ni kau dan mak bapak kau yang punya…mungkin kau datang dari cina dan kau tiru atau kau beli/rasuah mycard orang sabah dan Sarawak!
Mengapa kamu datang ke tanah melayu?….nak cari kehidupan(looking for a living!)….kesian…dulu kau ni papa kedana lah..benda-benda asas dalam kehidupan ni ialah makanan,pakaian dan tempat tinggal….jadi waktu kau datang sini dulu sudah pasti kau kebulur,tak ada pakaian atau berbogel dan tak ada tempat kediaman…lalu kau merempat di sini…sepatutnya kau perlu bersyukur dengan orang melayu kerana kasi kau makan,baju dan tempat tinggal untuk berteduh!kalau tidak sudah pasti kau masih tinggal atas pokok dan makan pisang!
You punya attitude pula…kerja dan kerja dan bekerja dan berbelanja ….tak ada saving??? Bodoh punya pendatang…kau tipu lagi….sikap kamu yang sebenar ialah…berniaga dan menipu melayu dengan ayat yang biasa kita dengar.. “alaah bos…ini balang modal pun talak balik punyaa,tapi gua kasi la sama lu…!cincai-cincai, bagi murah-murah maa..”,beri rasuah kepada melayu,tipu income tax dengan akaun palsu,beli tanah melayu secara pajak gadai atau sewa beli,simpan duit banyak-banyak dalam bank dan hanya belanja sekali sekala dan beli kereta besar untuk kelabui mata orang “income tax” saja!
Miya…aku cabar kau tutup sekolah cina dan belajar dalam satu kelas dengan anak melayu..kau tidak mahu!!!..banyak alasan dan auta la kau ni… sebenarnya bukan cina yang akan jadi malas,tetapi kau tak bagi orang melayu maju dan bersaing dengan bangsa kamu,kamu bangsa yang hipokrit!orang hipokrit ialah orang yang pentingkan diri sendiri,lebih teruk dari komunis sebab komunis memperjuangkan negara berkebajikan dan hak rakyat yang samarata!budak- budak cina bukannya pandai sangat…contohnya kamu…suka meniru…tak guna otak langsung!mereka biasanya jadi sedikit cerdik sebab dibantu oleh ekonomi dari dewan perniagaan cina…sekolah kauorang banyak duit,jadi dengan duit yang banyak kau boleh beli buku yang bermutu,boleh bayar guru tuisyen yang bagus ,dapat menyediakan prasarana dan kemudahan pembelajaran yang kondusif dan banyak benda lagi yang kau boleh buat dengan duit yang banyak…pada tahap universiti pula…kauorang suka buat studygroup…kononnya studysmart la kan,padahal kau punya otak bukannya terer sangat..buat study group,dok spot soalan ,dok bincang skema jawapan atau dok hafal soalan bocor yang diperolehi dari pensyarah yang sebangsa dengan kamu…tapi tidak cina semua begitu!
Oleh itu komen-komen kau yang lain kat atas tu kau jawab la sendiri.aku malas nak layan kau sebab sebelum ni pun kau ciplak komen orang,bukan fikir dengan otak udang kau tu.
Gali lubang dan masuk sendiri la…kau ni nampak baik..tapi mungkin belakang orang, bayar gigolo melayu juga nantinya!macammana kau nak jadi ketua pembangkang kat blog aku ni,kalau moral kau sendiri pun lebih teruk dari anjing dan babi!temberang kau kini sudah pecah bila kau yang memang perangai macam tu, tidur dan berbogel dalam rumah kau!
Status anda :
Tewas selepas berjuang sekejap.Kantoi tengah jalan dan gelap masa depan!menyerah diri tanpa dipaksa dan mengaku kalah yang memalukan bangsa kau sendiri!
Komen 4-dari coolooc @ kulup(sila tukar nama anda segera!)
coolooc said...
on
February 19, 2009 1:24 PM
Jawapan saya:
Ni sekor lagi pengomen coolooc (kulup?).otak kau lagi teruk dari otak babi! Kau pun sama,gali kubur ,terjun masuk mati juga! Kau tiru sebijik komen Konek dari sini
http://redssays.blogspot.com/2008/11/why-has-muslim-world-failed-to-develop.html?showComment=1229418780000#c6094639097784439981
Kau tak guna otak langsung atau kau-kau semua iaitu kulup,konek dan cool man adalah species yang sama..the hybrid between monkey + dog + pig + leech…..jadi la spesies klon yang berhati bangsat!
Jadi aku jawab komen kau kali ini dengan guna kepala lutut atau kepala siku aku je la… so mana evidence base medicine nya??? Boleh kau bagi aku medical jurnal mana yang kau rujuk??? Setiap penemuan dan kajian saintifik perubatan termasuk DNA atau genom research mesti dijurnalkan lah bodoh!!!
Ni bagi nama secret agency la bla bla bla.…kepala hotak kau!!!kaki kencing dan copy paste!
Status anda :
Tewas sebelum berjuang dan memalukan bangsa kamu saja! Pahlawan palsu dan pondan!sila keluar gelanggang! Hilang wang pertaruhan dan pergi mati bunuh diri!
Komen 5-dari yuking
yuking said...
on
February 19, 2009 1:33 PM
Jawapan saya:
Saudara yoking, ni saya harap tak copy komen orang lain kat mana-mana ye! Harap ia datang dari kepala otak kamu sendiri!
Memang…nak dihapuskan DEB(bukan GOT NEP ye) kami marah dan complain,sebab itu hak kami…hanya melayu bodoh saja yang tak nak DEB!!! Hanya melayu yang ada pakatan jahat dan main belakang saja yang tolak DEB! Bukan melayu asli!
Memang dari segi kerja ,sebenarnya kami lebih kuat(work hard!),kami bekerja menggunakan muscle/otot dan keluarkan peluh…kamu kerja duduk atas kerusi,jaga kaunter,kira duit,jadi tokey…
semua kerja anak kuli yang buat,hanya basuh berak kamu je yang kamu buat sendiri,tu pun kalau kamu rajin,kalau tidak..kau berak tak basuh!kamu goyang kaki je…hey… goyang kaki sambil kira duit keluar peluh ke???..
so …ketiak kau pun tak hangit bekerja macammana kau kata kau bangsa yang hardworking!!! Orang melayu bekerja membanting tulang empat kerat..bila dapat duit gaji..pergi beli barang kedai kamu…sepatutnya kamu berterima kasih dengan kami bukan mengutuk kami!jadi kamu kerja kuat untuk mengaut untung dari titik peluh kami!itulah makna kerja kuat (work hard)bangsa kamu!
Status anda:
Teruskan perjuangan dan permainan minda anda! Kamu boleh diajak berbincang kalau tengok dari ayat terakhir kamu…..my malay friends! tu…tapi jangan salahkan kami jika kamu tewas juga nanti dan keep on blaming others pulak.Berani buat berani tanggung!
Komen 6-dari aston
aston said...
on
February 19, 2009 1:37 PM
Jawapan saya:
Rasanya komen diatas pernah saya baca…dimana ye??? Rasanya ciplak juga nih!!boleh ke rakan blog atau BPN lain tolong carikan untuk saya!
Kau ni pun geng konek,kulup,miya dan coolman juga,tak percaya…
tengok sini...
http://redssays.blogspot.com/2008/11/why-has-muslim-world-failed-to-develop.html?showComment=1229418780000#c6094639097784439981
untuk baca komen kau sebelum ini.
Anyway…ni jenis yang tak faham soalan…orang lain dok bincang pasal Malaysia..dia dok melalut sampai ke Indonesia! Jangan jangan kamu tiru komen cina Indonesia tak?tak jawab soalan betul betul…tapi bila skema jawapan dah hafal….kena letak juga lah.komen anda seperti diatas itu…kesian…nak dapatkan markah lebih la tu…tapi tak sedar dengan tanpa sengaja menampakkan kebodohan yang amat ketara di sini!
Orang dok bincang nak stay kat Malaysia kamu bagitau ada rumah kat Perth..orang tak Tanya pun!!! Jangan jangan dok rumah setinggan kat sana tak? oooohhhh patutlah ramai ramai datang kat sini…rupa-rupanya… seperti apa yang kau kata “China was extremely poor until the 1980s when it decided to drop its arrogant ideal and open its economy”….kesian….maksudnya waktu tok nenek kau datang sini dulu..kau miskin dan papa kedana la..betul la apa yang Miya kata kat atas tujuan kamu dan tok nenek kamu datang sini untuk mencari kehidupan!!!...
Kau kata lagi… “This is different - Chinese success in Indonesia, where the malays start killing Chinese is because of jealousy. And Indonesians should stop blaming Chinese for monopolizing the economy, because Indonesians themselves are quite lazy compared with ethnic Chinese.
What do you expect, his Indonesia homeland is weak and the peoples are poor. His culture stays in the bottom of the world. Maybe he should look into himself before commenting other races. What a shame!”
Boleh tunjukkan saya data atau fakta melayu bunuh cina di Indonesia dan Malaysia sebab dengkikan orang cina? Jangan bermain sentiment ini…nanti kesudahannya kau tidur dalam kem di kamunting(ISA).
Nak suruh orang Malaysia,Indonesia dan Filipina ikut budaya kamu konon..nescaya busuklah seantero nusantara ini sebab kamu malas mandi dan tak basuh berak!
Status anda :
Akan tewas juga nantinya dalam perjuangan dan permainan minda ini sebab datang dari perguruan yang sama dengan konek,kulup,miya.Anda menggunakan teknik dan seni atau jurus yang sama dengan mereka yang sudah tumpas!selamat berjuang!
Komen 7-dari julee( jula juli bintang 3 ?)
julee said...
on
February 19, 2009 1:38 PM
Jawapan saya :
Julee budak baru belajar,saya tak salahkan anda.kesiaaann anda!
Umno lies ke cik adik???
13 mei 69 tu tipu ke cik adik???...please la, tolong jangan malukan abang abang seperti abang konek,kulup,Aston,reek,fargoman dan kak miya kat atas tu ye…dulu,13 mei 69 yang kau dok berarak dengan bawa penyapu tu apasal?siapa yang mulakan atau cetuskan ketegangan?
So…sekarang ni…sama la kau dan geng kau orang ni…masuk blog aku tak di undang ,lepas tu kutuk aku dan bangsa aku pula! So..siapa yang cari pasal…nak bertempur bawa geng ramai-ramai atau manusia jadian yang boleh bertukar tukar rupa dan nama,nak tunjukkan bahawa penyokong kamu ramai dan supaya aku jadi naik gerun la tu konon!!! Tapi sayang semuanya pendekar tempang!!! Ha ha ha..OKU- orang kurang upaya!macam mana nak berjuang??? Sekali sergah dah terkencing dan berak merata-rata!
Cik adik julee…our government ada MCA juga tau….you kata macam tu..nanti kena batang hidung bangsa kamu sendiri tau..mereka menipu juga ke??? Ohhh… tidak tidak tidak!
Status anda:
Teruskan perjuangan anda.makan vitamin atau ambil zat besi banyak banyak,berlatih betul betul,cari sifu lain yang lebih hebat Kung fu nya,jangan belajar dari abang abang hampeh kat atas tu…so kalau nak datang medang tempur ni boleh…jadi tukang sapu lantai,tolong lap peluh dan bancuh kopi dah la ye!!!
Komen 8-dari low class mental@budak terencat akal
low class mental said...
on
February 19, 2009 1:42 PM
Jawapan saya :
Komen ni pun aku rasa pernah terbaca…. kat mana ye?
apa pun aku jawab la komen malaun ni…nanti frust pulak,asyik asyik masuk blog aku tengok respon aku kat dia je…tunggu lama lama boleh jadi gila babi budak ni ni….kalau setakat gila babi taka pa ,dia menyondol nyondol tanah je…tapi kalau bercampur dengan sawan babi tu..lagi bahaya…sebab sekali kena seizures attack boleh mengurangkan IQ..tapi akau rasa budak ni dah banyak kali kena attack ni..sampai berbuih buih mulut dia…drooling of saliva!...tu sebab orang panggil dia low class mental…dia pun bangga la dengan nama low class mental dia tu!!! Ha ha ha….
Hei Budak terencat akal….dah tak ada modal lain ke? Dok pertahan bumi ini bukan hak melayu,hak orang asli la,melayu pendatang,malay pig la..….
kamulah yang sebenarnya brainless monkey tu…kau kata … “You useless malay pig. At the end of the day - you work for me”…siapa yang nak kerja dengan kau kalau kita orang dah tahu kau budak terencat mental dan selalu sawan babi!
Kau yang rapist of the soil,tu sebab kau ucap terima kasih kepada Tun Dr Mahathir,sebab beliau telah letak jawatan dengan relahati sebagai PM dengan menggantikan orang lain yang tak berapa tegas kepada bangsa kamu,tu sebab kini kau naik toncang!!!..INGAT… Tun Dr Mahathir sudah pasti tidak akan merelakan bangsanya terus dipersendakan kerana perjuangannya masih belum selesai!
Sudah pasti aku akan “hang you upside down by your balls”…tunggulah masanya nanti….sebenarnya kau yang have sex with your mother, and your father marry your own sister, and the confusion goes on.Tu sebab kau jadi budak low class mental sebab mak bapak kau kawin adik beradik dulu!!!confusion goes on…On and on till you die!!!
Status anda :
Pejuang paling tegar masa kini,teruskan perjuangan anda,aku akan pastikan kau betul betul nazak sebelum kau mati sebagai pejuang bangsa babi hutan terakhir abad ini…
---------------------------------
.................................
buat 2 orang komentar anon kat atas...terima kasih atas sokongan anda....mereka memang resah gelisah sekarang kerana dah ramai orang melayu yang sedar dengan tipu muslihat dan helah licik mereka...kini mereka sedang menunggu saat saat kejatuhan mereka...dan mereka akan bermusafir lagi....kenegeri antah berantah untuk mencari kehidupan yang baru...sejarah akan berulang!!!
buat saudara pencinta kebenaran...
saya sangat setuju dengan anda..memang saya tak kata keturunan asal saya orang asal bumi tanah melayu ini...saya membicarakan kita sebagai rumpun melayu di nusantara memang memang dulunya kita bersatu...selepas berjalannya misi yahudi-zionis dan era penjajahan nusantara dipecah-pecahkan dan dibahagi bahagikan kepada malaysia,indonesia,filipina,
borneo,brunai dan lain-lain...tujuannya hanya satu..untuk memecah belahkan melayu nusantara supaya mereka akan hilang identiti dan jati diri,berpecah belah dan senang dijajah dan dipijak-pijak kepala mereka....namun mereka tidak sedar bahawa yang menyatukan kita dahulu ialah agama islam yang maha suci...jadi untuk mengelakkan kebangkitan melayu nusantara menegakkan kalimah Allah di bumi nusantara ini ialah dengan menyerang agama islam secara halus melalui tangan tangan proksi mereka yang berbangsa melayu dan beragama islam juga!!!
jadi..jaga-jaga bangsa melayu...islam liberal adalah racun berbisa untuk memusnahkan akidah kita...bila akidah lemah..spiritual akan lemah...bila spiritual lemah..kekuatan fizikal akan mengalahkan kita...nafsu syaitan akan menguasai kita...dan jadilah kita alat untuk memusnahkan agama biarpun kita bertaraf tok guru dan dinilai mursyid oleh pengikut kita yang taksub!!!
wassalam!
di tahun yang akan datang, Gadjahmada-gadjahmada baru akan muncul, menggantikan gajahmada yang lama dan berulang mengucapakan sumpah palapa :
ReplyDeleteSira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, TaƱjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Terjemahannya,
Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang(sri vijay), Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa"
Assalamualaikum wr wb.
ReplyDeletesebaiknya kita jangan terpengaruh oleh omongan dari orang2 yang akan memecah belah persaudaraan ukhuwah islamiyah kita.
biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu.
ya, kita harus tegakkan islam dan tak pedulikan bangsa lain yang masuk dan agama yang berbeda, mereka inginkan perpecahan antar sesama muslim di Indonesia dan Malaysia, tetapi cobaan yang menguji kesabaran memang selalu diterima oleh umat muslim sedunia ini (seperti Palestina yang selalu diuji oleh Amerika dan israel jahanam). kelak disuatu zaman akhir nanti, pasti akan terkuak kebenaran yang hakiki.
Salam dari Nanggroe Aceh Darussalam - Indonesia :)
Salam Tawal,
ReplyDeleteizinkan saya.....gelak sekuat hati...HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Tergelak saya tengok sang tawal buat sserang balas. good job tawal.. bersepah kau amukkan dalam santun, ni dia spiritual bangsa pemegang panji mim.. dalam senyum ada bisanya, dalam tari ada silatnya, dalam seloka ada hukumnya, syabas sekali lagi....ultra kiasu memang berpeluh laa. muka merah padam barangkali. org tua-tua ada pesan.. sarang tebuan jgn dijolok.. bangsa penjajah britishpun dah pernah warning,,, be aware, dont pushing... ha!! padan muka korang ultra kiasu sekelian... merah muka depan pc masing-maisng.. wakakakakakakakaka.mula-mula, masa baca komen tak bagi salam dari si ultra kiasu- altra kiasu kat atas, rasa nak berpeluh jer. dalam hati ada berbisik... "nape owner (tawal) tak pertahankan maruah bangsa ni???? apsal biarkan si 'kaf faa raa' 'harbi' ni sedap-sedap otot lidah tak bertulang menghiris hati aku ni..??? mana dia pejuang pemegang panji mim yang lain???" dan dalam masa yang sama, amarah aku meronta dgn gema gaung nuuuunnnnnnnn dalam jiwa yg paling dalam.. "celaka bangsa sepet ni, tak sedar diri.... murah hati atuk nenek aku, najis yg kau baling..... dasar pendatang sial!!!, tunggu laa, kot-kot datang satu lagi 'anak-anak JEBAT,' biar diamuknya bangsa sial ni, dibunuh lebih afdal dari disimpan buat binatang peliharaan. ada tak menambah, takder tak mengurang. wahima manapun mereka ada, selagi berpijak atas tanah-tanah antara-nusa ni, sifat ultra kiasu tak habis-habis!!!! apa yg depa nak???? dah dapat nikmat jus- soli, lagi nak mengada-ngada. suruh balik China taknak... takut ....., kalau takut pi China, pi laa berkampung dkt singapore tu!!! Lee kat sana sure suka org-org ultra kiasu ni....pastu kita jemput adik abng akak kita bangsa mim dari bumi sinngapura tu. biar berkampung bangsa kaaf faa raa kat pulau temasek tu. senang sikit kita nak pantau...,;"last-last, si tawal datang jugak meredakan gelisah dan amarah aku. thnks tawal.....puak kuning kaff faa raa yang ultra kiasu ni memang cam sial..tak ader rasa hormat, tak de rasa segan, takde rasa takut pada kita... nanti kau sial...aku hantar balik china baru kau tau....
-from... PANJI MIM TULISAN IBRANI-
Ku bawa panji,
ReplyDeletehuruf 'Mim' tulisan Ibrani.....
siapa yang mengerti?
tanah ini hak kami,
bangsa gunung darah naga.
...laksamana di laut, nama timangan
taufan dan ribut jadi tunggangan.
keris dan semutar alat mainan
emas dan rempah, barang dagangan.
Berjuta Kurun beraja disini,
segala nusa menyembah di kaki,
baik naga di utara, krisya di barat,
merafak sembah menjujung kasih pada kami.
manatah dia ramayana,
epik sita dan dewa berseloka,
ditanah emas, negara kami
jadi lagenda prasasti purba
Manatah dia pendita China,
bertapa disini menuntut ilmu
pada guru 'srivijaya'
pendita tersohor seluruh nusantara
berdarah 'Mim' panji bendera
Manatah dia wangian-wangian,
6 zuriat hadiah persembahkan
pada ulul azmi jadi pasangan,
6 putera dipisah jangan.
wangian-wangian si mayang sari,
darah naga keturunan bahtera
jadi peneman ke tiga ulul azmi
namanya tercatit dalam lembaran suci,
jadi tanda tanya pada yang takut
akan rahsia yang tersembunyi.
Aku keturunan darah 'Mim'
ini tanah ku tempat ku bermain.
cuba jangan dicuba
dibangkitkan naga yang tidur lena
keturunan ku penuh pekerti,
merusuk tersenyum ditikam pun tersenyum,
budi nan santun jadi tradisi
kawan ditatang musuh tak dicari
kalau berdagang asyik sekali,
timbang dan berat sentiasa berhati
bangsa ku santun jadi pegangan
menghina pun penuh adab dan sopan
berkerispun bersulam tarian,menghukumpun jadi tauladan
berkasihpun jadi siulan
keturunan ku kepalang misteri
tak tertunduk penangan gahpuri
bisa beraja hingga kini
ketuanan disanjung ke akar budi
nantikan, keturunan ku bangkit,
dari atas gunung memerhati,,,,
lautan kan jadi pentasnya
ribut dan taufan jadi tunggangannya,
keris dan semutar alat mainannya
emas dan rempah barang dagangnya
jangan usah jangan
murka keturunanku dicuba jangan
kelak bahana seluruh badan
keturunan ku memang penyantun,
pemaaf pun ia, peleka pun ia
rendah diri jadi bentengan,
tapi coba jgn di coba
mim yang tidur dibangkitkan
kelak murka dihalaukan
dari tanah bertuah
murka bangsa ku bermain api.
murka bangsa ku sampai ke laut
amok bangsa ku
gempita bagai sang ribut
All chinese hera are fucking Pig Pendatang asing yang tak tau bersyukur.. fuck you pig eaters, dirty smelly animals!
ReplyDelete"Apa kau sangka gunung-gunung itu diam tidak bergerak?!"
ReplyDelete~ Salam dari Gunung (pasak bumi) ~